Monday 22 January 2018

Petualangan Fabel di Tunas Unggul

Yuhu!
Kalau kalian menemukan post "Kelas 2017," pasti masih ingat kalau saya bilang rasanya tidak akan membuka kelas-menulis-atau-semacamnya. Ceritanya mau fokus menulis dan meningkatkan keterampilan menulis sebelum membagikannya kepada orang lain. Tapi, apa daya ada dua penawaran menjadi narasumber cerita. Penawaran pertama datang dari kelompok dongeng Bengkimut. Sebuah kelompok dongeng yang sering saya kepo-in itu. Haha. 

Awalnya saya ragu, karena pesertanya cukup banyak juga. Sembilan puluh enam anak kelas 2 SD! Saya yang baru dua kali memegang kelas menulis kecil, tentu ingin pingsan mendengarnya.

Tapi untungnya, Mbak Meinar dari tim Bengkimut meneguhkan daaan selalu siap berbagi ide persiapan kegiatan. Dan seperti biasa juga,  Pak-Benji-Suami ikut mendukung dan mengatakan bahwa ini pun termasuk kesempatan belajar.
Baiklah. Pesan diterima.
Persiapan pun dimulai : dramatisasi dongeng, slide untuk sharing tentang fabel, ide kriya, dan lembar untuk menulis. 

Dan inilah penampakan meja hari ini :

meja nomaden pagi ini - dokumentasi pribadi

Kegiatan dilaksanakan di SD Tunas Unggul. Sekolah tersebut meminta Bengkimut untuk mendongeng dan berbagi pengetahuan tentang fabel. Tujuannya agar anak-anak termotivasi untuk menulis fabel. 
Setelah perkenalan singkat dan ice breaking, kami melakukan dramatisasi Kelinci dan Kura-Kura. Berhubung saya demam panggung, saya kebagian tugas jadi narator saja. Karena jumlah anak cukup banyak, kami melibatkan mereka dalam dramatisasi. Anak-anak diajak  menjadi binatang penghuni hutan atau memegang properti dongeng, seperti pohon.

dramatisasi Kelinci dan Kura-Kura, dokumentasi pribadi
Selesai dramatisasi, bagian sedikit serius pun dimulai. Saya kebagian tanggung jawab penuh di sesi ini. Saya pun mengajak anak-anak mengenal fabel lebih dekat. Melalui gambar dan pertanyaan, saya membawa mereka  untuk menggali tentang fabel. Dari mulai memberikan contoh cerita-cerita fabel, apa yang dimaksud dengan fabel, pencerita pertama, tempat lahirnya fabel, sampai mengapa fabel disukai sejak dulu sampai sekarang. Terakhir, sesuai tujuan kegiatan, saya pun membagikan cara menulis fabel. Semoga anak-anak semakin semangat untuk menulis!

Kegiatan lalu dilanjutkan dengan membuat wayang kelinci atau kura-kura. Anak-anak diajak menghias wayang mereka dengan menggunakan krayon, spidol, mata itik, kancing, dan kertas warna-warni. Wah, mereka semua asyik berkreasi!

berkriya - dokumentasi pribadi

Tak hanya berkriya, anak-anak pun mendapatkan lembar buku kecil. Di dalam buku ini, anak-anak diajak untuk mencoba menuliskan ide ceritanya. Harapannya nanti, anak-anak dapat menunjukkan cerita tersebut kepada orang lain, sekaligus sudah memiliki properti bila akan mendongeng.

wayang dan buku kecil - dokumentasi pribadi

Tak terasa, 90 menit berlalu sudah. Beberapa anak masih asyik membuat wayang, beberapa mencoba menulis cerita, sementara sisanya seru bertanya jawab tentang ide mereka. Hari yang menyenangkan! Acara ditutup dengan foto bersama. 

dokumentasi oleh Kak Debby

Terima kasih banyak atas kerja samanya, Kak Meinar, Kak Kei, dan Kak Debby :)
Hari ini tak mungkin terlaksana tanpa bantuan dan kehadiran kalian. 
Juga untuk para guru di SD Tunas Unggul, terima kasih atas kepercayaan dan kesempatannya.
Semoga proyek cerita fabel kalian berjalan lancar. Ditunggu ceritanya!
Semangat!
\(^0^)/

No comments:

Post a Comment