Wednesday 31 January 2018

The (Happy) Rare Moment

wefie by Maya
Ketika seorang penata acara sejati alias EO, pengusaha kue, guru, arsitek, ibu rumah tangga, dan penulis berkumpul. Tambahkan tiga kue kreasi terbaru untuk tester. Lalu obrolan seputar masa lalu, sekarang, dan harapan akan masa depan. Perjuangan dan pencapaian. 

Besryukur, meski tidak ada yang memakai setelan-kantor-keren-bukan-gaya-kami, semua bahagia menjalani pilihan masing-masing. Berkarya, berkreasi, berbagi - terutama berusaha menjadikan hidup sesama lebih baik lewat ide dan karya kreatif. 
Bahagia yang sederhana.

Keep on fighting, teman-teman!
Sampai kita bertemu di waktu menyenangkan lainnya!
\(^0^)/

Kolaborasi Seru Bersama Bengkimut

Sejak diajak bergabung oleh Bengkimut, saya sebenarnya kebagian jadi sekretaris dan bagian pengembangan cerita. Namun, sebagai orang yang senang bikin outline dan terbiasa membuat program saat mengajar dulu, saya selalu bahagia kalau diajak bikin program kegiatan (tampak kaya nostalgia gitu).

Hari ini saya diundang ikut simulasi Kak Deta dan Kak Meinar yang akan pergi ke Kalimantan.
Meski topiknya serius, bisa dibayangkan suasana lucu saat itu. Tak hanya properti lucu yang bertebaran, bahkan sampai dipakai pula sama Kak Deta (yang ngomong-ngomong, itu topi ikan hiu, loh), banyak makanan pula disajikan. Dari mulai keripik, kue, sampai roti. Luar biasa!

Meski saya baru selesai berkegiatan di SD Sabang dan cukup lelah menangani 17 anak sendirian, suasana bekerja seperti ini terasa menyenangkan, bukan?

Kak Deta dan Kak Meinar sedang simulasi.
dokumentasi pribadi
Lalu, paling bahagia menemukan kriya buatan Kak Meinar dengan sumber cerita "Mantel Persahabatan" yang saya buat :) :) 


Pas banget kemarin, saya membaca Teach Like Finland karya Timothy Walker dan sekarang sedang baca Working Smart karya Michael LeBoeuf. Keduanya membahas tentang kolaborasi dalam bekerja. Saya lalu menyadari kalau benar adanya, bahwa kolaborasi sangat diperlukan saat bekerja. Kalaupun kamu dapat menghasilkan sesuatu yang bagus, kolaborasi akan membawamu pada hasil yang lebih bagus. Namun terutama, dapat menjangkau lebih banyak orang. Tak ketinggalan, kamu belajar lebih banyak lagi.

Jadi, mari kita tetap semangat.
Semangat!!
\(^0^)/


Karena Menulis itu Menyenangkan...

Halo!
Selamat malam!
Selamat kembali bergabung lagi di kegiatan menulis bersama SD Sabang :D

Hari ini saya datang lebih cepat setengah jam dari jadwal kegiatan. Tampak grusuh dengan tas ransel dan satu tas gendong lagi berisi berbagai bahan materi dan buku-buku referensi. Bagaimanapun saya anaknya tetap demam panggung, jadi butuh waktu untuk mempersiapkan diri dan membaur dengan keadaan (seperti bunglon, yah).

Nah, siapa yang menyangka, begitu melihat kehadiran saya, anak-anak langsung menghampiri dan duduk manis di perpustakaan. Ada yang membaca, berdiskusi, bahkan membicarakan tokoh dan ide-ide cerita mereka. Senang sih melihat antusias mereka, tapi saya tetap tegang. Apalagi hari ini sendirian karena Kak Karin ada kegiatan lain di Elmuloka.

suasana seru sambil menunggu - dokumentasi pribadi
Begitu kegiatan akan dimulai, beberapa anak langsung bertanya, "Main game apalagi kita hari ini?"
Sepertinya taktik games kemarin terlalu berhasil, yah. Meski topik hari ini harusnya lebih serius, karena targetnya anak-anak dapat menyelesaikan sebuah cerita pendek, saya tetap ingin membangun suasana menulis yang menyenangkan. Bahwa menulis itu sebuah kegiatan yang menyenangkan. Bukan beban, tekanan, apalagi paksaan. Maka, mari memulai kegiatan dengan sebuah permainan! (tetep, hahaha).

Kami memulai kegiatan dengan bermain "Polisi dan Pejahat" di dalam perpustakaan. Seru juga, loh...mungkin karena tempatnya yang tidak terlalu luas dan tidak boleh menimbulkan kerusakan. Sementara di satu sisi, mereka harus terampil berkelit agar tidak tertangkap. Ada-ada saja ulah anak-anak, dari yang pasrah sampai bersembunyi di bawah meja dan menutup dirinya dengan tumpukan tas-tas. Benar-benar siang yang menghibur. Oh ya, ini seperti menangkap ide, ya? Kadang mudah, kadang sulit ditemukan. Hihi. 

Kembali lagi ke permainan- aturannya adalah bahwa setiap polisi hanya boleh menangkap satu penjahat. Kemudian, saya meminta setiap polisi menggambarkan ciri fisik, sifat, dan latar penjahatnya. Tujuan kegiatan ini sebenarnya untuk me-review topik tokoh minggu kemarin. 

review tokoh dengan cara menggambar "penjahat" - dokumentasi pribadi
Selesai bermain, saya menginformasikan kepada anak-anak tujuan bersama dari kegiatan menulis ini, yaitu menyelesaikan satu cerita. Saya lalu mengajak anak-anak menuliskan harapan dan keinginan mereka terkait kegiatan menulis ini. 

anak-anak menuliskan harapan dan keingintahuan terkait kegiatan menulis - dokumentasi pribad
Kegiatan utama pun dimulai. Anak-anak menyimak aneka cerita berdasarkan panjang-pendek dan jenis atau genre-nya. Tujuannya agar mereka tahu cerita seperti apa yang akan mereka tuliskan. Untuk menambah referensi, saya mengajak mereka menganalisis cerpen-cerpen Bobo dan buku-buku yang saya bawa. Realis, dongeng, fantasi, misteri, atau futuristik? Anak-anak pun seru berdiskusi. 

anak-anak mencoba menganalisis genre cerita - dokumentasi pribadi.
Sebelum kegiatan berakhir, anak-anak menuliskan jenis cerita yang akan mereka buat. Mereka pun diminta membawa pulang cerpen-cerpen yang ada untuk dipelajari di rumah- tokoh, cara bercerita, sampai alur cerita.
Waktunya pulang!

daftar cerita yang akan ditulis - dokumentasi pribadi.
Sampai bertemu minggu depan, ya!
\(^0^)/

Saturday 27 January 2018

nomaden-work

Bagian terbaik jadi pekerja rumahan adalah nomaden-work; hari dimana kau bebas bermain sambil bekerja di luar. Terlibat dalam kegiatan di luar menulis, namun tetap menjadi sebuah pelajaran yang menyenangkan. Kau hanya perlu menyandang ransel, berbekal buku-buku, dua bungkus roti, dan sebotol teh dingin. Lalu melompat masuk ke dalam angkutan kota. 

tas nomaden work - dokumentasi pribadi. 

Sampai di tempat tujuan dengan bahagia!
Bertemu buku yang lebih banyak lagi, berjajar sepanjang rak Elmuloka.
Di pojok bermantras empuk, Kak Deta dan Kak Meinar telah bersiap dengan setumpuk ide, buku, dan rencana. Yahuuu! Aku siap membantu!


Kak Meinar dan Kak Deta asyik berdiskusi - dokumentasi pribadi.
Jadi nih, Kak Deta dan Kak Meinar akan membawakan pelatihan dongeng dan menulis cerita untuk para guru PAUD beserta fasilitator di Sekadau, Kalimantan Barat. Keren yaaah! (Aku pada kalianlah, Kakak-Kakak!) Pelatihan ini akan dilaksanakan selama tiga hari. Terus saya ngapain? Saya sih, (selain merecoki seperti biasa), ikut membantu berdiskusi saja, terutama bagian menulis cerita. Lainnya, saya malah ikut belajar - mengapa mendongeng merupakan cara efektif untuk anak belajar, cara memilih buku untuk mendongeng, sampai cara mendongeng. Terima kasih sudah berbagi ilmu, Kak Deta dan Kak Meinar!

Namun sungguh maafkan, kali ini rentang konsentrasi saya pendek karena agak-agak terdistraksi dengan banyaknya buku-buku yang bertebaran. Bukan saja milik Elmuloka, tapi koleksi pribadi Kak Deta. Jadi, kalau sudah membahas secara detail sekali, saya melipir untuk membaca buku. (Maafkan akoh!).

suasana kerja (bahagia) hari ini - dokumentasi pribadi
Intinya, hari ini menyenangkan! Banyak yang dibaca dan dipelajari. Bisa jadi amunisi semangat bekerja sendiri lagi nanti. Daaan... duh, banyak banget buku anak yang menarik, bagus ilustrasi, serta lucu ceritanya yaaa. Semoga suatu hari saya juga bisa menuliskan yang seperti itu. Hehe. 

Begitulah cerita nomaden-work kali ini. Semoga kalau kamu pun sedang bosan bekerja, bisa sesekali bekerja sambil bermain seperti ini. 
Tetap semangat!
\(^0^)/


Friday 26 January 2018

Berbagi Cerita tentang Menulis Cerita.

Penutup minggu yang menyenangkan!
Berbagi cerita tentang menulis cerita di SD Sabang. Kegiatan ini dalam rangka menyemarakkan perpustakaan SD Sabang dan menjadi wadah untuk anak-anak yang memang senang menulis. 

karya yang dibawa - dokumentasi pribadi
Karena pertemuan pertama ini sifatnya perkenalan dan untuk melihat sejauh mana antusias mereka untuk terus menulis, saya hanya mengenalkan hal-hal umum tentang menulis. Dan karena waktu kegiatan di siang hari, tepatnya pukul 14.00, saya menggunakan banyak permainan.
*kebayang gitu kan, setelah seharian sekolah. Jam mengantuk pula. 

Eh, tapi siapa sangka, anak-anak antusias sekali! Ketika saya tanya lelah atau mengantuk, mereka serempak menjawab, "Tidaaak!"
Beberapa malah menunjukkan tulisannya. Ada yang membawa satu, dua, bahkan tiga buku tulis yang berisi cerita mereka (aliran manual kaya saya nih :D ) Dari mulai puisi, cerpen, sampai bab-bab novel. Kereeen! 
Saya jadi ikut semangat, deh! Haha. 

Setelah perkenalan singkat, kegiatan pertama pun dimulai, yaitu  mengenal unsur-unsur cerita. Saya mengajak anak-anak untuk melengkapi sebuah cerita yang sudah saya bagi ke dalam tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir cerita. Lalu mereka juga diajak bertanya jawab seputar unsur-unsur yang ada dalam cerita tersebut. Anak-anak mencoba menganalisis sampai menemukan tema, tokoh, dan alur cerita. 

melengkapi cerita - dokumentasi pribadi
Permainan kedua adalah Kuis Menebak Tokoh, dimana anak-anak dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok diberi satu buah tokoh. Mereka harus memetakan ciri fisik, sifat, dan latar tokoh tersebut untuk ditebak kelompok lain. Selesai permainan, saya membahas sedikit tentang cara membuat tokoh dengan memetakan ketiga ciri tersebut. 

memetakan tokoh untuk ditebak - dokumentasi Kak Karin

Terakhir, dan berhubung waktu hampir habis, saya mengajak anak-anak memperhatikan cerita di awal permainan. Bagaimana sebuah cerita selalu memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Saya pun menganalogikan alur cerita menggunakan bukit cerita. Bahwa untuk menjadi sebuah cerita, seorang tokoh harus mempunyai tujuan dan mendaki bukit alias berjuang untuk mencapai tujuan itu.

dokumentasi Pak Iwan
Tanpa terasa 90 menit berakhir sudah. Anak-anak terlihat antusias untuk membuat cerita mereka sendiri. Saya sendiri ikut antusias melihat semangat dan ide-ide mereka. Minggu depan, mereka meminta saya kembali untuk mendampingi mereka menulis satu cerita sampai selesai. 

Okeh, meski ini menyenangkan, sesungguhnya pengalaman saya mengajar usia SD minim sekali. Saya agak-agak merasa tidak percaya diri. Di satu sisi, saya sangat menyukai semangat dan antusias mereka untuk belajar menulis cerita. 
Baiklah (ini seperti episode monolog, yah?), saya akan mencari referensi supaya materi-materi nanti lebih mudah diterima oleh anak-anak, dan terutama supaya kegiatan menulis tetap menyenangkan-seperti-yang-saya-jalani (tsaah!). 
Kalau begitu, sampai bertemu minggu depan, ya!
\(^0^)/


Monday 22 January 2018

Petualangan Fabel di Tunas Unggul

Yuhu!
Kalau kalian menemukan post "Kelas 2017," pasti masih ingat kalau saya bilang rasanya tidak akan membuka kelas-menulis-atau-semacamnya. Ceritanya mau fokus menulis dan meningkatkan keterampilan menulis sebelum membagikannya kepada orang lain. Tapi, apa daya ada dua penawaran menjadi narasumber cerita. Penawaran pertama datang dari kelompok dongeng Bengkimut. Sebuah kelompok dongeng yang sering saya kepo-in itu. Haha. 

Awalnya saya ragu, karena pesertanya cukup banyak juga. Sembilan puluh enam anak kelas 2 SD! Saya yang baru dua kali memegang kelas menulis kecil, tentu ingin pingsan mendengarnya.

Tapi untungnya, Mbak Meinar dari tim Bengkimut meneguhkan daaan selalu siap berbagi ide persiapan kegiatan. Dan seperti biasa juga,  Pak-Benji-Suami ikut mendukung dan mengatakan bahwa ini pun termasuk kesempatan belajar.
Baiklah. Pesan diterima.
Persiapan pun dimulai : dramatisasi dongeng, slide untuk sharing tentang fabel, ide kriya, dan lembar untuk menulis. 

Dan inilah penampakan meja hari ini :

meja nomaden pagi ini - dokumentasi pribadi

Kegiatan dilaksanakan di SD Tunas Unggul. Sekolah tersebut meminta Bengkimut untuk mendongeng dan berbagi pengetahuan tentang fabel. Tujuannya agar anak-anak termotivasi untuk menulis fabel. 
Setelah perkenalan singkat dan ice breaking, kami melakukan dramatisasi Kelinci dan Kura-Kura. Berhubung saya demam panggung, saya kebagian tugas jadi narator saja. Karena jumlah anak cukup banyak, kami melibatkan mereka dalam dramatisasi. Anak-anak diajak  menjadi binatang penghuni hutan atau memegang properti dongeng, seperti pohon.

dramatisasi Kelinci dan Kura-Kura, dokumentasi pribadi
Selesai dramatisasi, bagian sedikit serius pun dimulai. Saya kebagian tanggung jawab penuh di sesi ini. Saya pun mengajak anak-anak mengenal fabel lebih dekat. Melalui gambar dan pertanyaan, saya membawa mereka  untuk menggali tentang fabel. Dari mulai memberikan contoh cerita-cerita fabel, apa yang dimaksud dengan fabel, pencerita pertama, tempat lahirnya fabel, sampai mengapa fabel disukai sejak dulu sampai sekarang. Terakhir, sesuai tujuan kegiatan, saya pun membagikan cara menulis fabel. Semoga anak-anak semakin semangat untuk menulis!

Kegiatan lalu dilanjutkan dengan membuat wayang kelinci atau kura-kura. Anak-anak diajak menghias wayang mereka dengan menggunakan krayon, spidol, mata itik, kancing, dan kertas warna-warni. Wah, mereka semua asyik berkreasi!

berkriya - dokumentasi pribadi

Tak hanya berkriya, anak-anak pun mendapatkan lembar buku kecil. Di dalam buku ini, anak-anak diajak untuk mencoba menuliskan ide ceritanya. Harapannya nanti, anak-anak dapat menunjukkan cerita tersebut kepada orang lain, sekaligus sudah memiliki properti bila akan mendongeng.

wayang dan buku kecil - dokumentasi pribadi

Tak terasa, 90 menit berlalu sudah. Beberapa anak masih asyik membuat wayang, beberapa mencoba menulis cerita, sementara sisanya seru bertanya jawab tentang ide mereka. Hari yang menyenangkan! Acara ditutup dengan foto bersama. 

dokumentasi oleh Kak Debby

Terima kasih banyak atas kerja samanya, Kak Meinar, Kak Kei, dan Kak Debby :)
Hari ini tak mungkin terlaksana tanpa bantuan dan kehadiran kalian. 
Juga untuk para guru di SD Tunas Unggul, terima kasih atas kepercayaan dan kesempatannya.
Semoga proyek cerita fabel kalian berjalan lancar. Ditunggu ceritanya!
Semangat!
\(^0^)/

Sunday 21 January 2018

HBA Kail : Kebutuhan atau Keinginan?

Minggu pagi ini bermula di rumah KAIL. Ya, hari ini HBA alias Hari Belajar Anak  kembali diadakan. Sambil menunggu pukul sembilan tepat, baca buku dulu di perpustakaan Kail. Adik-adik yang datang cepat langsung mengikuti jejak ini :D

di perpustakaan KAIL - dokumentasi pribadi.
Pukul sembilan tepat, adik-adik Cigarugak sudah berkumpul. Ada 26 anak yang datang hari ini. Rasanya sudah lama deh nggak ketemu mereka. Tak sabar untuk segera berkegiatan! 
Seperti biasa, sebelum kegiatan HBA utama dimulai, ada olahraga pagi dulu. Kali ini, olahraganya bermain kejar-kejaran versi polisi dan penjahat. Berhubung umur, saya nggak ikut kejar-kejaran, cukup menyemangati dan tertawa di pojokan. Haha. 

Karena ini HBA pertama di tahun 2018, adik-adik diajak menambah buku Jejak Waktu miliknya. Buku ini adalah buku untuk mendokumentasikan perkembangan tinggi-berat badan, perasaan, dan kegiatan-kegiatan KAIL setiap bulannya. Waktu sedang mendampingi adik-adik kelompok kecil, tiba-tiba saya tersadar, mereka sudah lebih percaya diri dalam menjawab dan mengutarakan pendapat. Tak hanya itu, mereka tidak perlu lagi diberi gambar huruf dalam garis putus-putus untuk ditebalkan, tapi sudah bisa meniru tulisan dengan cepat. Beberapa malah hanya perlu didiktekan dan mampu menulisnya sendiri. Lalu saya iseng bertanya ke salah satu anak,
"Yusuf, kamu sekolahnya kelas berapa?"
"Aku kelas satu SD!" jawabnya. Lalu yang lain ikutan menjawab. Ada yang sudah kelas satu, ada juga yang masih TK B.
Saya lalu terdiam...
Perasaan dulu mereka belum sekolah. Setiap kali ditanya, pasti diam. Masih dibimbing untuk menulis dan menggambar. Betapa cepatnya waktu berlalu...

menambah buku jejak waktu - dokumentasi dari KAIL
Oke, cukup sekian sesi terharunya.
Mari lanjut!
Selesai menambahkan buku jejak waktu, Kak Debby selaku fasilitator utama, mengajak adik-adik untuk mengenal kebutuhan dan keinginan dalam hidup. Adik-adik pun lalu diajak membuat kolase kebutuhan yang membuat senang, namun tetap sehat. Sambil saling bertanya jawab dan bertukar cerita, kami mengerjakan kolase ditemani cemilan jagung dan pisang rebus. Nyam!

asyik membuat kolase - dokumentasi pribadi
Setelah semua menyelesaikan kolase, kami mengadakan diskusi kecil untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Benda-benda apa yang paling dibutuhkan untuk hidup sampai benda yang tidak terlalu berpengaruh dalam kelangsungan hidup. Harapannya, semoga setelah kegiatan ini, adik-adik Cigarugak menjadi lebih bijak dalam menentukan kebutuhannya. Mereka tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan tersebut agar hidupnya tak hanya menyenangkan, tetapi juga menyehatkan. 

hasil kolase kebutuhan - dokumentasi pribadi

Sampai bertemu di kegiatan HBA bulan depan, ya!
\(^0^)/

Sunday 14 January 2018

Komcil Januari - Permen Istimewa Rariri

Halo!
Selamat menyambut bulan pertama di tahun 2018 ini bersama Permen Istimewa Rariri di majalah Komunikasi Keuskupan Bandung.

dokumentasi pribadi

Senangnya karena tahun ini masih diberi kesempatan untuk mengisi rubrik Komcil. Jadi kita akan bertemu kembali setiap dua bulan sekali. Hore! Hehehe.
Mau mencoba permen istimewanya Rariri?
Selamat membaca, ya!

dokumentasi pribadi

"Ya, ya... tidak butuh terlalu banyak permen. Putri telah terbiasa melakukan kebaikan." - Rariri -

Tetap semangat berkarya dan menabur kebaikan!
\(^0^)/


Friday 12 January 2018

Ukibi di Tribun Pontianak

Setelah kemarin 101 di 101.1 Smart FM Banjarmasin, hari ini mendapat kabar dari Mbak Debby Lukito kalau Ubah Krisis Jadi Bisnis ada di Tribun Pontianak.
Kya, senangnyaaa!
Mungkin ini namanya rejeki tahun baru, ya.

diambil dari web tribunpontianak.co.id


Terima kasih untuk artikelnya, Mbak Listya Sekar dan Mas Rizky Zulham selaku editornya.
Dan tentu saja, terima kasih kepada Tribun News Pontianak :)

Kalau mau baca ulasan selengkapnya, di sini ya - Ukibi di Tribun Pontianak.
Nah, semangat berkarya kembali!
\(^0^)/

Shall We Start, 2018?

Akhirnyaaa...
setelah memutuskan libur (menulis) super panjang, yaitu selama bulan Desember,
kami kembali!!

peta outline - dokumentasi pribadi

Mau bikin cerita apa yah?
Ada ide?
Kamu lagi sibuk apa?

Mari kita semangat!
\(^0^)/

Thursday 11 January 2018

101 di 101.1

dokumentasi dari Instagram Smart FM Banjarmasin

Wah, senangnya 101 dibuatkan video oleh 101.1 Smart FM Banjarmasin.
Terima kasih, Smart FM :)

Kamu sudah baca juga, kan?
Terima kasih juga.
Semoga terinspirasi dan semakin semangat dalam menjalankan usahamu, ya.
Semangat!
\(^o^)/

BOOK OF THE WEEK
Judul : 101 Problem Solving for Entrepreneur
Penulis : Monica Anggen & Eugenia Rakhma
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia

Memiliki bisnis sendiri menjadi cita-cita banyak orang yang bermimpi meraih sukses dan kaya. Anggapan betapa keren, menarik, dan mudahnya menjadi entrepreneur pun terdengar di mana-mana. Padahal faktanya, ada banyak masalah, tantangan, atau pun rintangan yang harus dicarikan solusinya terlebih dahulu sebelum kesuksesan dan kekayaan berada dalam genggaman. 

Banyak di antara kita yang saat ini berprofesi sebagai karyawan atau pekerja dan belum memiliki usaha sendiri. Kita beranggapan menjadi pekerja jauh lebih aman karena tidak ada resiko besar yang harus ditanggung. Kecuali PHK, gaji pasti setiap bulan, tidak perlu pusing memikirkan startegi pengembangan usaha, cukup menjalankan job desk masing-masing dan berusaha mencapai target dan progress yang ditetapkan perusahaan. Pada akhirnya semua kenyamanan inilah yang menjadi alasan kita untuk tidak beralih profesi menjadi seorang entrepreneur. 

Dalam buku ini dikupas banyak bagaimana agar bisa menjadi entrepreneur sejati. Salah satunya selalu mencari dan melihat kesempatan adalah pola pikir yang harus dimiliki seorang entrepreneur. Optimis dan berani, dua hal yang tidak boleh ditinggalkan. Kebanyakan orang senang berpikiran negatif, sementara seorang entrepreneur tidak boleh membiarkan pikiran tersebut memenuhi kepalanya. Seorang entrepreneur harus mempunyai pikiran positif yang dapat membangkitkan rasa optimis dalam dirinya, bisa menjalani hidup dan bisnis dengan lebih berani, termasuk berani menerima tantangan, resiko, dan kegagalan sekaligus mencari solusi untuk mengatasinya. 

Temukan apa saja masalah dalam dunia entrepreneur dan bagaimana solusinya dalam buku ini. Buku ini sangat cocok bagi Anda yang saat ini sedang merintis kesuksesan di dunia entrepreneur.

Book of the Week membuka cakrawala berpikir Anda.

- keterangan gambar dari Instagram Smart FM Banjarmasin-

Wednesday 10 January 2018

Dear, 2017... Thank you!

Dear 2017...
Thank you for the good fight!

dokumentasi pribadi

Pertanyaan orang kemudian adalah, "Setiap tahun ada saja yang terbit, apakah setiap awal tahun  bikin resolusi?"
Jawabnya tentu saja, tidak. Karena umumnya kebanyakan resolusi tanpa satu pun yang terlaksana itu...sedih! Jadi, saya bukan tipe manusia resolusi.
Tapi, saya punya dua target sederhana-yang-mesti-terwujud (Hidup ini keras, Jendral! Haha).
Pertama, berhubung ingin mengukuhkan identitas sebagai penulis buku cerita dan aktivitas anak, tiap tahun harus terbit minimal satu seri. Tahun 2017 ini terpenuhi oleh terbitnya seri Kota Dino.

Kedua, agar termotivasi untuk terus berkarya, saya memegang moto "Tahun ini harus lebih dari tahun kemarin." Kalau tahun 2016 hanya punya satu nonfiksi, yaitu Intuisi, tahun ini ada tiga : Menumbuhkan Kemandirian Anak, Ubah Krisis Jadi Bisnis, dan 101 Problem Solving for Entrepreneur.
Kalau sejak tahun 2015, hanya tiga cerpen yang menembus media (Majalah Soca, Halo Nanda Online, dan Majalah Bobo), tahun ini berusaha lebih keras sampai berhasil melahirkan tujuh cerpen anak di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung. Horeee!

bukti terbit di Majalah Komunikasi

Ya sih, saya belum menjadi penulis best-seller (sedang direncanakan) tapi pencapaian-pencapaian kecil ini sudah memuaskan buat saya untuk menutup tahun 2017 dengan senyum :) :)
Semoga kamu pun begitu, ya.
Mari kita tetap semangat!
\(^0^)/

Tuesday 9 January 2018

Kelas 2017

Di bulan Desember 2017, saya mendapat beberapa permintaan kelas menulis. Tapi karena merasa belum waktunya, saya hanya mencoba dua kelas menulis untuk anak. Ya, sekalian mencari tahu dan belajar gitu.

Kelas pertama berlangsung di tanggal 09 Desember 2017, bekerja sama dengan komunitas Lentera Anak Bumi.

dokumentasi pribadi

Kelas kedua, kelas menulis semi privat untuk dua penulis cilik : Tobi dan Aziel. Kalau kelas bersama Labu berlangsung dalam sekali pertemuan selama tiga jam, kelas bersama Tobi dan Aziel dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing selama dua jam. Semacam lebih intensif gitu karena dua anak lelaki ini serius ingin membuat sebuah buku. Hebat, ya!

dokumentasi pribadi

Kalau dibilang mengajar, kayaknya engga juga sih. Kami lebih banyak berdiskusi dan saling melempar ide tentang menulis cerita pendek. Pembahasan seputar tokoh dan pengembangan cerita, yaitu bagaimana membangun karakter yang kuat dan membuat alur cerita yang menarik bagi pembaca. Seru juga!
Yah, meski begitu, saya nggak berencana membuka kelas. Soalnya, dari dua kelas ini, saya justru merasa masih harus banyak belajar lagi. Haha. 

Begitulah sedikit cerita tentang kelas 2017. Sedikit pengalaman baru-keluar-dari-zona-nyaman di dunia menulis. Terima kasih untuk kepercayaan dan kesempatannya Mbak Terra, Mbak Meinar, dan Bu Karin :)

Nah, bagaimana denganmu?
Hal seru-baru apa yang kamu lakukan di tahun 2017?
Semoga bisa menjadi energi baru di tahun 2018 ini, ya.
Tetap semangat dan terus berkarya!
\(^0^)/

101 Problem Solving for Entrepreneur


Blurb : 
"Memiliki bisnis sendiri menjadi cita-cita banyak orang yang bermimpi meraih sukses dan kaya. Anggapan betapa keren, menarik, dan mudahnya menjadi entrepreneur pun terdengar di mana-mana. Padahal faktanya, ada banyak masalah, tantangan, ataupun rintangan, yang harus dicarikan solusinya terlebih dahulu sebelum kesuksesan dan kekayaan berada dalam genggaman. Temukan apa saja masalah dalam dunia entrepreneur dan bagaimana solusinya dalam buku ini. Buku ini sangat cocok bagi Anda yang saat ini sedang merintis kesuksesan di dunia entrepreneur."

Berikut beberapa poin yang dibahas dalam 101 Problem Solving for Enterpreneur : 
  • Produk Tidak Sesuai Keinginan Pasar
  • Produk Tidak Laku
  •  Harga yang Tidak Tepat
  • Salah Memilih Tempat Usaha
  • Nama Produk Tidak Menjual
  • Usaha Terancam Bangkrut
  • Terlalu Idealis
  • Dll

Judul Buku : 101 Problem Solving for Entrepreneur - 101 Masalah Beserta Solusinya Dalam Dunia Entrepreneur.
Penulis : Eugenia Rakhma & Monica Anggen
Editor : Mira R.
Penata Isi : Garis Bawah Studio
Desain Kover : Garis Bawah Studio
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Tahun Terbit : 2017
ISBN : 978 - 602 - 452 - 421 - 0
Jumlah Halaman : 348 halaman
Harga : Rp.60.000
Soft cover

"Pertama, katakan pada diri sendiri, Anda ingin menjadi apa? Kemudian, lakukan apa yang harus Anda lakukan." - Epictetus, halaman 108.


Sesuai judul bukunya, 101 Problem Solving for Entrepreneur mengangkat permasalahan seputar dunia wirausaha. Tak hanya itu, buku ini juga membahas solusi-solusi yang pernah dilakukan para penguasaha terdahulu, selaligus mengajakmu untuk menemukan solusi usahamu sendiri.
Jadi, selain membaca dan mempelajari startegi, kamu pun diajak untuk terlibat aktif menemukan pemecahan masalahmu sendiri. 

Beberapa contoh startegi dalam buku ini adalah menyusun rantai konsumsi, analisis kritis, membingkai ulang permasalahan, enam topi berpikir Edward de Bono, pohon logika, dan masih banyak lagi.
Apa solusi terbaik bagi usahamu?
Temukan dalam buku 101 Problem Solving for Entrepreneur, ya.

Selamat membaca!
\(^0^)/