Saturday 25 November 2017

Akhir Minggu Belanja Buku.

Gambar dari Gramedia.com
Hai!
Adakah yang sudah menemukan dirinya? 101 Problem Solving for Enterpreneur?
Buku ini sudah beredar di seluruh toko Gramedia, loh.
Kalau mau mendapatkan spesial diskon, meluncur ke Gramedia Online, ya.

Saya sendiri belum sempat mampir ke toko buku, berhubung banyak jadwal rapat kegiatan dan terutamaaa masih menumpuknya buku yang harus dibaca di rumah. Selain itu, bukti terbitnya belum sampai di rumah, nih. Tapiii, saya masih bisa berbagi blurb-nya kok.
Ini dia,

"Memiliki bisnis sendiri menjadi cita-cita banyak orang yang bermimpi meraih sukses dan kaya. Anggapan betapa keren, menarik, dan mudahnya menjadi entrepreneur pun terdengar di mana-mana. Padahal faktanya, ada banyak masalah, tantangan, ataupun rintangan, yang harus dicarikan solusinya terlebih dahulu sebelum kesuksesan dan kekayaan berada dalam genggaman. Temukan apa saja masalah dalam dunia entrepreneur dan bagaimana solusinya dalam buku ini. Buku ini sangat cocok bagi Anda yang saat ini sedang merintis kesuksesan di dunia entrepreneur."

Berikut beberapa poin yang dibahas dalam 101 Problem Solving for Enterpreneur :
  • Produk Tidak Sesuai Keinginan Pasar
  • Produk Tidak Laku
  •  Harga yang Tidak Tepat
  • Salah Memilih Tempat Usaha
  • Nama Produk Tidak Menjual
  • Usaha Terancam Bangkrut
  • Terlalu Idealis
  • Dll
 Nah, selamat berburu... selamat akhir minggu!
\(^0^)/


Friday 24 November 2017

Di Balik Buku-Buku Nonfiksi

suasana talkshow - dokumentasi pribadi

Malam kemarin menemani Benji-Pak-Suami mengikuti talkshow dengan tema "Rahasia Membangun Bisnis dengan Sentuhan Humanis : Menjadi Pengusaha yang Diberkati untuk Memberkati."

Sebenarnya, saya tertarik dengan tagline-nya. Karena seringkali, sebagai anak sosial saya nggak paham dengan urusan ekonomi. Tapi kan Ben anak ekonomi, jadilah lama-lama sudah terbiasa, meski lebih banyak nggak mengertinya. Apalagi kalau dia sudah bicara tentang pajak. Puyeng.
f(-_-) Hehehe.

Dan sudah beberapa kali menemani dia ke acara bertema sama, karena ternyata tujuan pak karyawan satu ini, "Suatu hari nanti, kita punya usaha sendiri, yuk!"
Saya sih ayuk saja, mengingat sekarang menulis pun termasuk usaha mandiri, bukan?
Nah, tebak, usaha apakah?
Ya, toko buku, pasti. Yang ada kopinya juga, pasti :D
Lalu ditambah kegemaran Ben memasak, sebenarnya kami ingin punya restoran dengan pojok baca bin ngopi. Makanya, suka rajin kalau ada seminar atau talkshow bisnis dengan tema yang sesuai. Makanya juga, mengapa saya bisa menuliskan buku-buku nonfiksi bertema bisnis akhir-akhir ini. Dimulai dari Intuisi, Ubah Krisis Jadi Bisnis, sampai yang paling baru 101 Problem Solving for Entrepreneur. Kan katanya-siapa-itu, buku terbaik adalah buku yang kamu tuliskan untuk dirimu sendiri atau untuk orang yang kamu sayangi. Ya, kurang lebih seperti itulah ya kalau diterjemahkan.
Jadi... Ya! Inilah ide, inspirasi, sekaligus c pak suami di balik penulisan buku-buku nonfiksi tersebut.

Kalau kamu ingin punya usaha sendiri jugakah? Usaha apa?
Yuk, kita semangat membangunnya bersama-sama, meski di jalan masing-masing. Hehe.
Semangat!
\(^0^)/

Monday 20 November 2017

Selamat Hari Anak Sedunia!

saya dan Mbak Meinar
Hai!
Selamat Hari Anak Sedunia!
*lalu diajakkin selfie sama Mbak Meinar, jarang-jarang kan ya. Hehehe.
Sementara itu, Kak Deta dari kelompok dongeng Bengkimut sedang diwawancarai seputar dongeng oleh Mbak Vivi dari Radio Elshinta. Oh ya, selain itu juga ada Mas Idzma dari komunitas Ayah ASI.
Nah, berhubung acara on air-nya tidak seperti jaman saya masih kuliah gitu, dengan mobil on air atau di studio siaran, saya nggak bisa mendengar jelas pertanyaan penyiar, jawaban, juga pertanyaan penelepon.Terus apa coba gunanya dateng? Mungkin kalian bertanya demikian.

Hahaha..
Sebenarnya ini lebih ke acara jalan-jalan nostalgia saya.
Inget jaman kuliah dulu, sering banget harus mampir stasiun radio untuk wawancara, mempelajari alat-alat rekaman, sampai mencoba siaran.
Yah, lumayanlah mendatangkan aura kembali muda *inginnya! Hahaha.
Eh, lalu saya kebagian mendokumentasikan momen daaan merekam sepanjang waktu siaran demi  Live on Instagram-nya Bengkimut.

suasana saat siaran - dokumentasi pribadi

Kalau dari Kak Deta sendiri banyak membahas seputar dongeng. Manfaatnya untuk anak-anak yang banyak sekali, terutama bagaimana anak-anak dengan mudah merefleksikan dirinya menjadi salah satu tokoh cerita dan menangkap pesan yang dimaksud. Jadi, ia merasa tidak digurui atau bahkan dimarahi. Itulah asyiknya bercerita lewat dongeng. Oh ya, dan ternyata mendongeng itu tidak sulit kok! Tanpa perlu properti atau memiliki keterampilan aneka suara, mendongeng bisa dilakukan dengan sederhana. Yang terpenting, waktu berkualitas yang kita miliki bersama anak dan ceritanya menarik, anak-anak pasti suka. 

Okeh, paragraf terakhir menjadi catatan untuk diri sendiri sebagai pendongeng pemula yang seringkali takut tampil 😂
Jadi, mari kita mulai mendongeng, demi anak-anak sedunia yang lebih berbahagia?
Mari!
Semangat!!
\(^0^)/

foto bersama setelah siaran berakhir - dokumentasi Elshinta



Sunday 19 November 2017

Inka dan Para Dino di Belanda

foto dari Mami Ida, via Instagram

Salah satu pembaca setia sejak seri Benji :)
Yang bela-belain menitipkan bukunya kesana kemari karena sekalian menunggu ada yang berangkat ke Belanda.
*karena kirim ke sana mahal sangat katanya.
Hehehe.
Terima kasih, Inka dan Mami Ida...
Selamat bertualang bersama para dinosaurus, ya!
\(^0^)/

Psst... buku ketiga sudah selesai diilustrasi.
Doakan proses revisi dan naik cetaknya cepat bin lancar, oke?
Terima kasih!

Selamat Hari Lahir, Jeremy & Alexis!

dokumentasi pribadi
Hai, hai!
Selamat hari Minggu!
Selamat bertemu dua sahabat, Jeremy & Alexis dan stok pertanyaan mereka yang tak pernah habis 😁

Sejujurnya, cerita ini agak lama ditulis karena cukup sulit menemukan idenya.
Yup, karena bulan November identik dengan Hari Arwah, maka tema majalah Komunikasi kali ini adalah pemakaman Katholik. Nah bagaimanapun, saya belum ingin menuliskan cerita anak dengan aura gelap atau sad ending.

Setelah melihat-lihat kembali koleksi buku cerita anak, menemukan sebuah buku terbitan Kalam Hidup, judulnya "Mancing Ikan."  Format cerita dalam buku itu adalah surat-menyurat. Kalau dipikir lagi, mirip sama novel-novel chicklit Meg Cabot koleksi si saya.
Maka, kali ini memutuskan untuk mencoba menulis dengan format ini. 
Semoga disukai pembaca, ya.

Ide tokoh sendiri, yaitu Alexis didapat karena lagi marathon menonton serial Castle.
Hahaha... ya, ya, ya.. Apa coba hubungannya antara cerita detektif a.k.a pembunuhan dengan cerita persahabatan Alexis & Jeremy ini? Saya pun kurang paham, yang pasti, ide atau inspirasi itu memang datang dari mana saja.

Dalam seri Castle, Alexis adalah seorang remaja perempuan yang cantik, pintar, dan dewasa. Ia tinggal hanya bersama ayahnya. Sementara Alexis dalam cerita ini digambarkan pemalu dan ragu, terutama sejak ayahnya meninggal. Sebagai sahabat baik, tentu saja Jeremy merasakan kesedihan Alexis. Ia memutuskan melakukan sesuatu untuk, setidaknya, meringankan hati Alexis. 
Kira-kira, apa yang Jeremy tuliskan dalam suratnya kepada Tuhan-demi-Alexis?
Temukan ceritanya di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung edisi 445.

Daaan, tidak terasa..setahun sudah menulis untuk majalah Komunikasi ini.
HIKS!
Semoga tahun depan masih diberi kesempatan untuk tetap terlibat.
Doakan ya, ya, ya?
Hehehe.

Oke, sekian pemberitahuan (agak) penting hari ini.
Selamat berakhir minggu bersama orang-orang kesayangan,
dan tetaplah baca buku!
\(^0^)/


Tuesday 14 November 2017

Para Dino di TK Kalila

"Selamat pagi...
Hari ini kami mendapat paket istimewa
Yang di kirim langsung oleh penulis nya kak Eugenia Rakhma
Buku asikkk yg berjudul piknik di hutan dino
Dan warna warni di kota dino...
Menambah koleksi dan seru nya menjelajah bersama dino...
Terima kasih tanda cinta dan perhatian nya kak rara...
Di tunggu main ke kalila ya....
Sukses selalu buat kak rara...
We love you..
Dari Kami di kalila..."
- Bu Ningrum via facebook -

foto dari Bu Ningrum, Kepala Sekolah TK Kalila
Yay!
😊
Sama seperti seri Benji sebelumnya, para dinosaurus pun akhirnya sampai di TK Kalila;
c TK favorit yang membuat saya jatuh cinta sejak pertama kali mendengar perjuangan Ibunya, yaitu Bu Ningrum Anugrah.
Terima kasih untuk cerita, niat, perjuangan, terutama cinta yang begitu mengispirasi, Bu Ningrum.
Semoga selalu menjadi berkah buat orang-orang di sekitar.

Hai, anak-anak Kalila...
selamat membaca dan bermain bersama para dinosaurus, ya!
Teruslah berpetualang, belajar, dan bersenang-senang.
\(^0^)/

Sunday 12 November 2017

Piknik di Hutan Huruf di Festival Bandung Mendongeng 2017

Pagi tadi bersama para dinosaurus mengajak pengunjung Festival Bandung Mendongeng 2017 berpiknik di Hutan Huruf.
Awal yang menegangkan, berubah menjadi menyenangkan! 

suasana dongeng di Saung Taneuh
 Anak-anak serta beberapa guru dan orang tua antusias ingin mendengarkan cerita para dinosaurus. Mereka  membantu Dilo membaca daftar belanja dan menemukan barang-barang yang dinosaurus biru itu inginkan. Mereka pun mau membantu Stevi menghias kue tart. Saat melihat roti huruf buatan Bonci dan balon-balon A-Z tiupan Dimi, para pengunjung menyanyikan lagu ABCD bersama-sama. Yeah!
 

Perlahan-lahan, ketegangan saya pun mencair...lalu hilang sama sekali!

Sesampainya di Hutan Huruf, para pengunjung terlibat aktif membaca kata dan mencari benda-benda yang disembunyikan oleh Patty. Bola, roti, baki, pita, sampai baju. Meski saya harus turun naik tangga demi mereka bisa menunjuk benda-benda yang dimaksud tersebut, saya merasa senang melihat wajah-wajah antusias dan senang mereka.


Akhirnya, saya bisa membuktikan (terutama pada diri sendiri) bahwa buku cerita-aktivitas juga bisa digunakan untuk kegiatan mendongeng. Bahkan, penonton dapat terlibat aktif menunjuk, menyebut, dan mencari sesuai aktivitas-aktivitas yang ada. Rasanya, saya tidak bercerita sendiri, tapi para penonton ikut membuat cerita tersebut menjadi utuh. 

Dan meski dokumentasi saat kegiatan ini minim karena kurangnya tim dokumentasi dan juga karena Ben mendadak harus membantu di saung lain, syukurlah masih ada dua foto di atas yang diambil oleh Kak Kuke. Terima kasih sangat sudah mendokumentasikan moment kami, Kak 😊

Spesial terima kasih, untuk si bocah keponakan bersama si kakak dan suaminya yang datang pagi tadi demi melihat saya mendongeng. Terima kasih untuk dukungan kalian yang selalu penuh dan tulus :)

Sampai bertemu di kegiatan para dino berikutnya, ya!
\(^0^)/

Pagi di Saung Taneuh

Pagi ini di Saung Taneuh, Festival Bandung Mendongeng 2017,
dalam rangka meredakan ketegangan dan mempersiapkan diri untuk mendongeng.
Melepaskan diri sejenak dari kesibukan wara-wiri-khas-panitia-yang-bisa-dilanjutkan-dipikirkan-lagi-nanti. 

Duh, gini nih kalau baru dongeng sekali, lalu langsung diminta tampil di acara besar. Meskipun bukan di panggung utamanya, tetap saja tegang sangat!!
*tapi masih sempat minta difoto. Ya, ya, ya. 

on stage. Foto oleh Ben.
Doakan acara mendongengnya berjalan lancar, ya.
Terima kasih!
\(^o^)/

kaus panitia, buku Dino, dan properti huruf dari dupleks karya Ben.


Di Panggung dan Partisi Acara.

Akibat kesibukan akhir-akhir ini sebagai panitia-kepala-suku-relawan, merangkap moderator, merangkap pengisi acara (pemula), nggak pernah menyadari benar peran sebagai pendongeng sampai pagi tadi. 

Pukul setengah enam di Aula Timur ITB. 
Entah karena suasananya yang masih sepi...
Entah karena panggungnya yang tampak demikian besar... 
Yang pasti, saya terpana. 
Terhenti sejenak untuk menangkap momen. 

Karena...
Kapan lagi wajah saya bisa tergabung bersama para pendongeng terkenal itu, kan?
*nomor lima dari kiri, di bagian bawah, yang hitam putih sendiri :D

foto oleh Kak Deta.
Dan mendapatinya juga di Partisi Acara.
Wow!

dokumentasi pribadi

Yah meskipun, kemungkinan besar orang juga akan bilang, "Siapa sih Kak Rara ini??"
Untuk hari ini saja, saya ingin berbangga dan mengabadikan momen.
Semoga, semoga, semoga acara hari ini berjalan dengan lancar, terutama bagian dongeng bersama para dinosaurus.
Amin!

Yuk, semangat!
\(^o^)/

Saturday 11 November 2017

Peran Bahasa Visual Dalam Buku Cerita Anak.

Hari ini saya bertugas menjadi moderator dalam sesi pertama seminar "Warna Warni Literasi Anak," mendampingi Mas Triyadi Guntur Wiratmo membahas topik "Peran Bahasa Visual Dalam Buku Cerita Anak."

foto oleh Emma, salah seorang relawan FBM.

Berhubung ini pengalaman pertama, tegang juga, loh. Saya sampai lupa memperkenalkan diri sendiri, dan langsung asyik membacakan profil Mas Guntur. f(^o^) Setelah itu, sesi seminar pun resmi dimulai. 

Mas Guntur membuka seminar dengan fakta yang memancing rasa ingin tahu. Beliau mengatakan bahwa manusia adalah homo significans; yaitu spesies yang senantiasa berhasrat untuk membaca tanda atau membangun makna dari segala sesuatu yang dilihatnya. Bahkan ketika manusia diperlihatkan sesuatu yang "tidak berarti," pikirannya akan berusaha keras mencari makna. 

Wah, kalau begitu seberapa pentingkah buku cerita anak yang mengandung banyak "tanda" alias gambar itu? Penasaran juga, kan?

Sebagai pendidik, peneliti, dan praktisi, topik yang dibawakan Mas Guntur asyik sekali. Materinya lengkap disisipi banyak gambar. Berikut beberapa topik yang dikupas Mas Guntur dalam kaitannya dengan buku cerita anak : 
  • Resonansi visual- pemanfaatan huruf dan gambar dalam menyampaikan pesan.
  • Sequential art alias seni gambar berturutan- biasa dalam buku cerita anak.
  • Frame dalam buku cerita anak yang membantu meningkatkan keterampilan berpikir anak.
  • Taksonomi buku cerita anak.
  • Peran ilustrasi secara umum dan dalam buku cerita anak.
  • Mempelajari maca-macam gaya menggambar, teknik dan material, juga peran komposisi dan layout.
  • Tipografi - bentuk dan ukuran huruf. 
  • Relasi antara ilustrasi dan teks.
Setelah mengikuti sesi selama satu jam dan melihat seluk beluk di balik sebuah ilustrasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa visual memegang peranan penting dalam buku cerita anak sebagai penyampai pesan utama yang efektif, karena gambar bersifat konkrit sehingga lebih mudah dipahami oleh anak-anak.  Tak hanya itu, dengan gambar, pesan yang itu-itu saja menjadi menarik secara visual. Terakhir, karena gambarnya yang berturutan, buku cerita anak berperan dalam memberikan pemahaman yang terus bertambah dan melatih kemampuan kognitif anak. Selain, tentu saja, meningkatkan keterampilan berbahasa.

Suasana saat seminar berlangsung. Foto oleh Emma.

Nah, nggak ragu lagi kan untuk membeli buku cerita anak?
Banyak manfaatnya, kok..selain-sudah-pasti, menyenangkan!
Setuju?

Dan berakhir juga tugas pertama sebagai moderator-yang-tak-sempurna. Terima kasih untuk kepercayaan dan kesempatannya, tim panitia Festival Bandung Mendongeng. Semoga lain waktu, bisa berpartisipasi lagi dengan lebih baik. 

Sampai bertemu besok di Festival Bandung Mendongeng!
\(^0^)/

Kisah Kalei



dokumentasi pribadi

Cerita ini telah dimuat di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung, 14 Oktober 2017.


 Seandainya aku bisa menulis, aku pasti akan mencatat setiap hari yang kulalui bersama Maria. Sebab, hari-hari bersamanya adalah saat paling menyenangkan dan mengagumkan. Saat terindah dalam hidupku, terutama tiga hari istimewa yang akan kuceritakan kepadamu sekarang.
Hari istimewa pertama kuingat sebagai Hari Kejutan. Apakah kamu pernah mengalaminya? Sesuatu terjadi secara tiba-tiba dan hidupmu berubah. Itulah yang kualami bersama Maria. Hari itu seperti biasa, aku menemaninya pergi berdoa, mengambil air, menenun, dan membaca Alkitab. Tiba-tiba cahaya terang memenuhi ruangan. Malaikat Gabriel berdiri di hadapan kami. Ia berkata bahwa Maria akan mengandung seorang bayi yang berasal dari Allah. Ia harus menamai bayi itu Yesus. Seperti kedatangannya, tiba-tiba saja malaikat itu menghilang. Namun, Maria memutuskan untuk percaya. Ia tidak menghiraukan perkataan orang. Aku memandangnya kagum. Hari itu, Maria mengajarkanku keberanian untuk menjawab panggilan Allah.
Hari istimewa kedua kuingat sebagai Hari Kelahiran Sukacita.  Saat itu aku, Maria, dan suaminya Yusuf harus pergi ke Betlehem untuk sensus penduduk. Maria terlihat kelelahan dan kesakitan, perutnya sudah semakin membesar. Sayangnya, semua penginapan penuh. Kami akhirnya boleh beristirahat di sebuah kandang. Kakiku yang terasa sakit tidak kuhiraukan karena mendengar jerit kesakitan Maria. Rupanya si bayi tidak mau menunggu kami kembali ke rumah. Ia memutuskan lahir saat itu. Setelah waktu yang terasa panjang, tangisnya pun terdengar. Aku tidak akan melupakan wajah Maria dan Yusuf saat itu. Meski terlihat lelah, kedua mata mereka berbinar bahagia. Hari itu, Maria mengajarkanku tentang keteguhan iman kepada perlindungan Allah.
Hari istimewa ketiga kuingat sebagai Hari Kenaikan ke Surga. Hari itu, hatiku sungguh hancur mengikuti langkah-langkah berat Maria. Di depan kami, orang-orang menghina, memukul, bahkan menanggalkan pakaian Yesus. Aku merasakan genggaman tangan Maria semakin erat pada tali kekangku. Mulutnya terus menggumam, “Aku percaya akan rencana Allah.” Aku meringkik halus dan menanduk bahunya lembut. Hari itu, Maria mengajarkanku tentang kepasrahan diri secara total kepada kehendak Allah.
Setelah Yesus pergi, hari berjalan seperti biasa. Aku kembali menemani Maria berdoa, mengambil air, menenun, dan membaca Alkitab. Namun ada yang berbeda. Terkadang aku menemani Maria duduk mengobrol dengan para rasul dan para pengikut Yesus lainnya. Mereka seringkali meminta nasihat dan doa. Sejak itu, aku lupa tepatnya, Maria mulai dipanggil Bunda Gereja. Dan aku? Aku tetap Kalei, keledainya yang setia. 
sumber gambar

Tuesday 7 November 2017

Ubah Krisis Jadi Bisnis


Blurb :
Pepatah mengatakan, "Bukan jatuhmu yang penting, tapi bangkitmu." 
Di dunia ini, segala hal dapat terjadi. Salah mengambil keputusan, kurang perencanaan, krisis ekonomi, pemutusan hubungan kerja (PHK), sampai masuknya tenaga asing yang membuat persaingan di dunia kerja menjadi semakin ketat. Namun, ini bukan berarti dunia telah berakhir. 

Kenyataannya, banyak orang sukses karena berhasil mengubah krisis dalam hidup mereka. Alih-alih menyerah, mereka mampu melihat peluang dan membalikkan keadaan. Dalam buku ini, kita akan melihat dan mempelajari bagaimana orang-orang sukses mengatasi krisis yang terjadi dalam hidup :
  • Bagaimana cara menemukan ide dan mendapatkan peluang?
  • Apa yang perlu dilakukan agar dapat keluar dari masa krisis?
  • Cara apa saja yang perlu ditempuh sehingga mampu mengubah hidup yang terpuruk jadi berhasil meraih sukses?
  • Bagaimana cara menemukan peluang untuk menciptakan bisnis baru yang mampu mengubah hidup? 
Mulailah sekarang juga, ubahlah krisis dalam hidup menjadi kisah sukses Anda!

Judul Buku : Ubah Krisis Jadi Bisnis
Penulis : Eugenia Rakhma & Monica Anggen
Penyunting : Deesis Edith Mesiani
Desain Cover : Amanda M.T. Castilani
Penata Letak : Mariana Martha
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit : 2017
ISBN : 978 - 602 - 455 - 183 - 4
Jumlah Halaman : 180 halaman
Harga : Rp.40.000
Soft cover

contoh halaman dalam Ubah Krisis Jadi Bisnis
Berdasarkan  riset, hampir setiap orang akan mengalami krisis dalam hidupnya. Ubah Krisis Jadi Bisnis akan membantumu mencari tahu bagaimana  mengatasi krisis tersebut dengan cara belajar dari pengalaman para pendahulu, menganalisis, sekaligus merancang ide-idemu sendiri.
contoh infografik dalam Ubah Krisis Jadi Bisnis
Tak melulu lewat tulisan, tapi juga dengan infografik dan kertas kerja.
Nah, selamat membaca dan bersenang-senang!
Semangat mengubah krisismu menjadi kisah sukses, ya!
\(^o^)/

Monday 6 November 2017

Pembangunan Berkelanjutan

gambar kelompok - dokumentasi pribadi
"Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya" 
- Komisi Bruntland - 

Hal paling manusiawi yang terjadi dalam sebuah pembangunan adalah keinginan manusia untuk menjadi semakin baik lagi. Dan hal yang seringkali terlupakan adalah alam, sebagai sumber kehidupan, yang menyediakan berbagai kebutuhan manusia.

Buat saya, kedua hal tersebut memegang peranan penting dalam pelatihan Pembangunan Berkelanjutan bersama YPBB dua hari ini. Mempelajari startegi agar memiliki kualitas hidup yang semakin baik ke depannya, tanpa perlu mengeksploitasi alam secara berlebihan. Lalu yang tak kalah penting, mengubah sudut pandang. Kembali ke masa lalu, memahami rangkaiannya, sambil  menilik (apa membandingkan, ya?) dengan kehidupan saat ini.

Menarik! Saya belajar banyak deh. Termasuk Hukum Keberlanjutan I, II, dan III. Hihi, jadi serasa masih kuliah loh. 

Lalu, saya menyadari bahwa selain lebih mengenal dan memahami alam, beberapa pandangan dan startegi di Pembangunan Berkelanjutan ini bisa sangat membantu di bidang kehidupan lain, misalnya berkarya berkelanjutan. Haha :D 

Pak David dan materi startegi - dokumentasi pribadi

Ini beberapa hal yang saya pelajari :
  • Meski menginginkan kehidupan yang selalu lebih baik, tetaplah bijak dalam memanfaatkan alam sebagai penyedia sumber daya.
  • Tujuan pembangunan yang diinginkan harus masuk akal.
  • Perspektif waktu memegang peranan penting dalam kaitannya dengan perencanaan atau tindakan yang akan dilakukan.
  • Pembangunan bukan hanya di bidang fisik saja, tapi lebih kepada kualitas hidup.
  • Milikilah prinsip kehati-hatian. Lakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan atau mengambil tindakan.
  • Bersikap eko-efisiensi; yaitu bagaimana mencapai sebanyak-banyaknya dengan mengambil sedikit sumber daya dan menghasilkan limbah sesedikit mungkin. 
  • Bila kita dapat menang bersama, lebih baik bekerja sama daripada bersaing.
Nah, setelah mengetahui seluruh materi pelatihan dan sebelum bertindak besar, tentu saja kita perlu menentukan tujuan utama kita.
Kalau dianalogikan, bayangkanlah gambar sekuntum bunga.  

sumber gambar

Akarnya adalah alam sebagai penyedia sumber daya. Bunganya adalah tujuan utamamu yang berkaitan dengan kualitas hidup (bahagia, rasa aman, kesehatan, dll). Sementara bagian batang merupakan cara-cara yang dapat kamu pilih untuk mencapai tujuan tadi.

Kalau saya pikir, hidup ini memang tentang pilihan, kan? 
Dan betapa seringnya saya lupa tentang keberadaan alam. Dengan startegi Pembangunan Berkelanjutan ini, saya harap saya dapat bersikap lebih bijak dalam menetapkan rencana dan bertindak. Dengan demikian, saya dapat terus berkarya sambil berjalan selaras dengan alam, dan tentu saja saling memberdayakan dengan sesama. 

menghitung beban yang saya berikan pada bumi ditemani jahe-kencur-jeruk. dokumentasi pribadi

Terima kasih banyak untuk kesempatan pelatihannya, Mbak Ani selaku pemilik KAIL. 
Terima kasih super spesial untuk para fasilitator yang sudah berbagi materi, merancang aneka permainan seru yang membuat materi semakin mudah untuk dipahami, dan tentunya sabar menjawab berbagai pertanyaan dan kebingungan : Mas Dolly, Mbak Jesis, Mbak Melly, dan Pak David.
Sampai bertemu di pelatihan Pembangunan Berkelanjutan Kedua, Ketiga, dan seterusnya f(^0^)

permainan pagi hari - dokumentasi KAIL

Hai, Kamu... Semoga terinspirasi dalam mewujudkan tujuan baikmu, ya! Ingatlah hari-hari baikmu di depan, generasi mendatang, dan tentu saja Alam si Sumber Kehidupan. 
Semangat!
\(^o^)/

Saturday 4 November 2017

Akhir Minggu Bersama Pelatihan

Pagi di Meja Pelatihan - dokumentasi pribadi

Hai, selamat pagi!
Selamat akhir minggu dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang :)
 
Selama dua hari ini, saya akan mengikuti pelatihan Pembangunan Berkelanjutan bersama Yayasan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) di rumah KAIL.
Ini pelatihan tentang apa? Saya sendiri sebenarnya agak blank. Dalam bayangan saya, pelatihan ini akan membahas bagaimana caranya memetakan hidup supaya berkelanjutan, terutama sebagai aktivis. Yah meseskipun ya, jam terbang saya sebagai aktivitas masih hitungan paruh waktu.

Kalau bahasa kerennya, Pembangunan Berkelanjutan ini dikenal dengan istilah Sustainable Living. Nah, menurut teman-teman aktivitas dan relawan, pelatihan ini bagus dan masih jarang banget dilakukan. Maka, saya pun memutuskan ikut. Rasanya udah lama juga nggak ikut pelatihan, perlu nutrisi tambahan bagi otak. Hehe.

Oh ya, saya mendapatkan pelatihan ini tak berbayar, nanti barter sama jam relawan di kegiatan KAIL.

Hari ini, kamu mau mengerjakan apa? 
Semangat, ya!
\(^0^)/

Thursday 2 November 2017

Bersatu dalam Keberagaman

Hari ini, akhirnya saya bisa terlibat menjadi relawan untuk Komunitas Bhinneka. Yay!
Jadi Komunitas Bhinneka merupakan salah satu komunitas di kota Bandung yang akhir-akhir ini menyelenggarakan Wisata Rumah Ibadah (WRI) untuk anak-anak. Tujuannya mengenalkan keberagaman agama yang ada di Indonesia.

Meski kali ini bukan kegiatan WRI untuk umum, tapi bekerja sama dengan sekolah Bima Sena, saya tetap senang. Ya, kalian tentu tahu... karena sesungguhnya, saya sendiri ingin tahu lebih banyak tentang agama lain, selain Katholik yang saya anut.

Sekolah Bima Sena terletak di area Cimahi, maka lima rumah ibadat yang dipilih berada di sekitar kota Cimahi. Hanya Vihara yang berada cukup jauh, yaitu di area Lembang. Oh ya, minus Kelenteng karena tidak ada yang cukup dekat dengan area sekolah. 

logo di gerbang sekolah - dokumentasi pribadi

Setelah berkenalan dengan anak-anak kelas 3 dan 4 SD, lalu membagi mereka dalam kelompok, kami pun siap berangkat. Ada yang menarik dalam kegiatan doa pagi sebelum berangkat. Anak-anak secara bergantian berdoa. Doa pertama dipimpin secara Islam untuk anak-anak yang beragama Islam. Sementara doa berikutnya, secara Kristen untuk seorang murid dan beberapa guru yang beragama Kristen. Terharuuu! Mereka benar-benar bisa saling menghargai dan memberi kesempatan.

teka-teki kelompok - dokumentasi pribadi

Inti dari kegiatan Wisata Rumah Ibadah ini adalah mengunjungi rumah-rumah ibadah setiap agama. Mulai dari Gereja Katholik Santo Ignatius, Pura Agung Wira Loka Natha, Gereja Kristen Indonesia Cimahi, Masjid di alun-alun kota Cimahi, terakhir Vihara Vipassana Graha di Lembang. Di setiap rumah ibadah, anak-anak akan disambut oleh pemuka agama atau DKM yang akan menjelaskan sejarah rumah ibadah tersebut. Tak ketinggalan, anak-anak pun diajak berkeliling untuk melihat-lihat. Sepanjang kegiatan, mereka banyak mengajukan pertanyaan. Apalagi banyak yang baru pertama kali memasuki gereja, pura, juga vihara. 

Dengan antusias anak-anak menerima perbedaan dan belajar untuk menghargainya meski tak selalu sama dengan kepercayaan mereka. Meski cukup lelah karena selalu berpindah tempat dan kebagian juga menjawab banyak pertanyaan, saya senang bisa mendampingi mereka. Rasanya, saya justru belajar lebih banyak- baik dari para pemuka agama maupun dari setiap pertanyaan dan tanggapan anak-anak.

Beberapa kejadian yang membekas untuk saya : 
  • Anak-anak yang penuh rasa ingin tahu menatap satu demi satu lukisan yang menggambarkan Kisah Sengsara Yesus, yang biasa digunakan untuk jalan salib di gereja. Pertanyaan mereka selalu, "Kenapa Ia disalib?"
  • Anak-anak yang mencoba memahami salib di gereja Kristen yang berbeda dengan Katholik.
  • Anak-anak yang saling mengingatkan untuk menghabiskan makan supaya bisa sholat berjamaah.
  • Anak-anak yang ingin melempar koin ke dalam kolam kura-kura di Vihara supaya keinginan mereka terkabul (alih-alih berdoa), sekaligus terpana melihat kedatangan Biksu (atau Bante ya sebutannya, saya lupa) yang menyambut mereka. 
  • Salah satu anak, Idha namanya, memeluk saya saat berpisah. Ia berkata, "Terima kasih udah ngajarin banyak hari ini." Lalu mendadak saya ingin menangis. 
Betapa bahagianya menjadi anak-anak dan mampu bersikap sedemikian tulus. Buat saya, hari ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Bisa belajar bersama anak-anak dan melihat betapa antusiasnya mereka melihat perbedaan dan menerimanya tanpa prasangka. Sesederhana itu.

hasil refleksi anak-anak di akhir kegiatan - dokumentasi pribadi

Terima kasih banyak, Komunitas Bhinneka (Pak Ali, Pak Arifin, Kak Deta, Mbak Dita, dan Kang Diyar), karena saya boleh ikut bergabung.
Terima kasih banyak, para guru dan anak-anak di Bima Sena, belajar menjadi lebih menyenangkan bersama kalian.

Semoga kita bisa bertemu dan berkegiatan bersama lagi, ya.
Seperti yang Pak Jokowi bilang, "Kita tidak sama, kita bekerja sama."
Yuk, lebih banyak bekerja sama meski kita tidak selalu sama.
Semangat!!
\(^0^)/

Ps. Komunitas Bhinneka juga mengadakan kegiatan di Jakarta. Kalau kamu berkesempatan, ikutan ya. Pasti menyenangkan :) 

foto bersama di setiap rumah ibadah - dokumentasi Kak Deta