Tuesday 19 September 2017

Para Dino dan Lentera Anak Bumi.

Dan ini dia, salah satu apresiasi setia dari Lentera Anak Bumi :

picture collage by Lentera Anak Bumi

" Dari cerita 'piknik di hutan huruf', ceritanya lebih ngeblend lagi dengan aktivitasnya. Disini bukan hanya diajak untuk mengenal huruf, tapi juga diajak untuk mengenal suku kata dan kata utuh sama makna dari kata itu sendiri. Itu bisa buat anak-anak lebih paham apa yang dibacanya. 
Kegiatannya variatif juga, sampai ada kegiatan nulis dan motorik halus. 

Dari gambar. Dinonya cute banget. Kayaknya kalau ada bonekanya seru nih. Hehehe. Biar bisa dibuat dongeng. Hehehe. Warnanya menarik. Gambarnya terfokus. Jadi buat anak-anak gak terlalu teralih kemana-mana."
 
Terima kasih!
\(^0^)/

Monday 18 September 2017

Si Kakak dan Testimoni Kota Dino.

picture by Riesma

Pembaca sekaligus fans pertama saya, tentunya si keponakan :D
Responnya ketika dapet seri Kota Dino adalah, "Yeah, buku baru! Ini buat aku kan, Mommy?"
Lalu bahagia melihat dia langsung mengerjakan aktivitas di dalamnya.
Begitulah ya kalau sedari kecil dibiasakan mendengarkan cerita dan membaca buku, ditambah tantenya jadi penulis. Hehe.

Berhubung saat seri Kota Dino ini ditulis masih jamannya menulis otodidak dan nggak tahu kalau harus test drive dulu sebelum buku diterbitkan, sekarang ini saya menjalani proses yang terbalik.
Setiap kali ada buku terbit, saya meminta pendapat dan masukan si kakak, terutama ketika ia membacakan buku ini pada si keponakan. Apa kurang dan lebihnya? Bagaimana respon c keponakan saat dibacakan atau membacanya sendiri? Tujuannya ya supaya karya ke depannya lebih baik lagi.
(eh, hal yang sama juga berlaku untuk pesan dan masukan darimu, loh).

Dan beginilah katanya,
"- Iya benar, kalimat ceritanya terlalu panjang jadi kalau dibaca semua, rein akan cepat bosan, akhirnya dia lebih suka cerita sendiri sambil lihat gambarnya.
- kosakatanya kadang terlalu sulit loh untuk anak kecil, seperti misalnya 'anak buah', 'droceimiomimus.' kayaknya bahasanya harus lebih sederhana deh.

Kelebihannya
- full colour banget jadi enak liatnya, banyak warna jadi rein tertarik
- yang huruf stimulasinya bagus jadi bisa banyak kenal
- tokohnya dino-dino jadi dia suka

Terima kasih untuk saran dan masukannya, Kakak!
Bagaimana denganmu?

Sunday 17 September 2017

Warna Warni Para Dino di Mata Gilang.

dokumentasi Gilang Maulani


"Ada yang mau tante bacakan buku cerita nggak?


Eh salah, di sini followersnya bukan dedek-dedek usia 1-6 tahun.
Jadi begini, dunia anak-anak itu memang lebih menyenangkan. Termasuk buku bacaannya. Salah satunya, buku seri cerita dan aktivitas "Warna-Warni di Kota Dino," kak @eugeniarakhma terbitan @bipgramedia ini. 

Untuk bu ibuk, emak-emak yang irit tapi pengin memberikan buku cerita yang nggak sekedar buku cerita. Buku cerita dan aktivitas ini cocok lho. Karena selain buku cerita, anak juga diajak untuk mewarnai dan..."

dan selengkapnya di rumah maya Gilang, di sini
Terima kasih untuk review-nya, Gilang.
Sukses selalu untukmu!

Selamat berburu para Dino di weekend kali ini, yaaa...
Semangat!
\(^0^)/

Saturday 16 September 2017

Dapur Ngulik- Dapurnya Anak-Anak.

dokumentasi pribadi

Keriaan hari ini di Dapur Ngulik- salah satu kegiatan mengembangkan life skill dari Lentera Anak Bumi.

Saya sendiri agak-agak grogi karena...
Pertama, ini pertama kalinya saya membantu kegiatan Dapur Ngulik.
Kedua, akan mendampingi lagi-lagi anak usia SD (anak TKnya hanya dua saja).
Ketiga, tahu sendiri saya nggak jago-terlalu-suka-masak, tapi nekat ikutan.
Keempat, dongeng di awal kegiatan yang berjudul   "Serbuk Ajaib dari Negeri Zamrud" ditulis oleh tak lain dan tak bukan adalah saya. Oke, ini sombong yang nggak perlu ya f(.___.)
Eh maksudnya, ini lebih kepada kali pertama cerita saya versi live dan saya bisa melihat langsung respon dan ekspresi anak-anak. Hehehe. 

Jadiii, keriuhan di dapur kali ini disebabkan oleh anak-anak yang diajak mendengarkan dongeng, mencermati bahan, lalu mencoba mengolah aneka penganan berbahan dasar singkong, yaitu singkong goreng, utri atau katimus, dan candil. Tanpa perlu ditanya, tentu saja anak-anak menikmatinya- baik kegiatan memasak maupun icip-icip selama proses berlangsung sampai makanan jadi. Hihihi.

Bagaimana akhir minggumu?
Selamat menikmatinya bersama orang-orang tersayang, yaaa!
\(^0^)/

Superhero in Us!


dokumentasi pribadi
Kalau ada keceriaan sekaligus kebanggaan hari ini adalah mendampingi anak-anak mengenal jauh ke dalam dirinya. Melihat mereka bertransformasi menjadi seperti superhero dan tentunya bekerja sama mewarnai dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Ini dalam kegiatan Superhero in Me bersama Lentera Anak Bumi.
Awalnya deg-degan juga karena akan mendampingi anak-anak usia 9-15 tahun, sementara biasa memegang bocah-bocah usia dini. Tapi, semua berjalan lancar dan menyenangkan.
Thank you for letting me in, Bu Nahda dan Mbak Terra dari Lentera Anak Bumi :)

dokumentasi dari Bu Ika- Elmuloka dan Mbak Terra - Lentera Anak Bumi.

So, we explore ourself and find the ingredient to become a superhero.
First, you love yourself the you (can) help other.
Fighting!
\(^0^)/


Friday 15 September 2017

Serba Serbi Referensi.

Hampir dua minggu lamanya memikirkan dan mencari-cari ide untuk Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung bulan Oktober nanti. Yap, temanya kali ini Mariologi. Tampak berat atau susah, ya?
Dan akhirnya ketemu juga beberapa ide.
Dan untuk pertama kalinya, referensi yang berbeda dikeluarkan.
Referensi yang membuat duduk lebih tegap, mengetik penuh rasa hormat, dan sekali lagi, mengucap syukur.

dokumentasi pribadi
 Thank you, God... for blessing me more than I deserve.

Ditunggu ceritanya, yaaa :)


Wednesday 13 September 2017

Support dan Semangat dari My-Best-WrittenFriend.

dokumentasi pribadi


"raraaa...
congrats buku barunya yaaa...
super awesome!!!
aku beli ah, tau gak, anakku tuh lagi suka mewarnai dan suka dinosaurus,
pasti suka banget bukumu..kereeen!
semangat raa bikin buku aktifitas lagi!"
Wahyu Agung, author of "Misteri Jejak Orang Bati."

And I realized that even if my circle decrease in size, but it increase in value.
Thank you for believe in me and my books, Wahyu Agung.

Selamat membaca dan bermain bersama para Dino ya, Rayya :)


Tuesday 12 September 2017

Aam dan Piknik di Hutan Huruf.

"Aam suka yang huruf. Yang warna warni dia belum lirik. Ini karena obsesinya memang huruf-huruf. Hehehe..
Btw, keren bukunya...menarik banget aktivitas dan gambarnya. 
Aam meninggalkan tab nya saat uni berikan buku ini ke dia. Dan sibuk melihat gambar-gambarnya. Dia gak mau baca tulisannya karena dalam bahasa Indonesia hehehe. Keluhannya hanya satu. Why this book don't have stickers? Where is the stickers, Bunda?" 

picture by Uni Dian Onasis

The greatest feeling ever is when the kiddo loves your dinos - the Big Colorful Dinos!
Thank you, Uni Dian Onasis and Aam.
Happy playing!

Kamu sudah punya seri Kota Dino yang mana?
Ditunggu juga kesan dan pesannya, ya.
Terima kasih :)

Monday 11 September 2017

Titu dan Panen Biji Kenari.

dokumentasi pribadi


Cerita ini telah dimuat di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung, 15 Agustus 2017.

Asyik, panen kenari di Desa Tutupali! Aneka kenari besar dan kecil, banyak sekali!
Titu ingin sup wortel biji kenari. Lalu kue kenari lapis blueberi.
“Oh ya, jangan lupa, jus kenari stoberi!”
Tapi Ibu Titu tidak setuju. “Itu berlebihan sekali.”

Siang itu, Titu makan sup wortel biji kenari.
Di seberang rumah, Aci menikmati kue kenari lapis bluberi. Lalu meneguk jus kenari stoberi.
Uh, itu pasti enak sekali!

Titu pun bertanya, “Mengapa Ibu tidak memasak banyak kenari?”
“Apakah kamu masih lapar?” tanya Ibu mengumpulkan sisa-sisa biji kenari.
Titu menggeleng. Perutnya terasa kenyang.
Ia pun mengikuti Ibu pergi ke lubang dengan riang.
Titu membantu Ibu menyimpan biji-biji kenari dalam aneka lubang.
Keesokan harinya, hujan deras turun sepanjang hari.
Begitu pula keesokan harinya… Lagi, lagi, dan lagi.
Ibu dan Titu tak bisa pergi mencari kenari.
Mereka mengambil dari lubang sesuai keperluan satu hari.

“Hiks!” Titu melihat Aci berdiri kedinginan.
Tupai itu kehabisan kenari akibat makan berlebihan.
“Hujan terus turun. Aku tak punya persediaan dan kelaparan.”
Titu memandang kenari persediaan. Ibu mengangguk memberi dukungan.
“Ini untukmu.”
Aci memberi Titu pelukan.
Di luar, hujan deras terus turun. Titu bersyukur ia tidak makan berlebihan. Terlebih, karena ia memiliki lubang persediaan. 

*** 


Saturday 9 September 2017

Ubah Krisis Jadi Bisnis Segera Datang!

diambil dari Instagram Mbak Monica Anggen

Dear, Mbak Monica Anggen... terima kasih!
Terima kasih banyak untuk kesempatan menulis bersamanya. Terima kasih karena sudah meluangkan waktu dan dengan sabar mengajarkan tahap demi tahap menulis buku nonfiksi. Terima kasih karena sudah mau direpotkan dan bersabar ketika saya butuh waktu lama untuk mengerti dan mengejar.

Kalau nonfiksi pertama yang berjudul Intuisi ditulis dengan penuh perjuangan dan bolak balik revisi (maafkan aku, Mbak Monica), Ubah Krisis Jadi Bisnis berjalan lebih lancar. I've learn a lots from Mbak Monica. Sekali lagi, terima kasih banyak, Mbak Monica!

Ya, ini nonfiksi kedua yang ditulis bersama Mbak Monica Anggen, yang akan diterbitkan oleh Penerbit BIP sebentar lagi. Doakan lancar, ya dan kalian bisa segera menemukannya di toko buku terdekat.

"Seperti gelombang di lautan yang kadang pasang dan surut, hidup juga seperti itu. Di dalam hidup ini kita tidak melulu mengalami hal-hal yang membahagiakan. Ada saat-saat tertentu kita harus mengalami berbagai masalah yang membuat kita jatuh bangun, berusaha lebih keras, bahkan harus menggali ide-ide baru dengan berbagai cara demi membuat hidup menjadi lebih baik.

Apakah semua masalah yang menghadang ini akan membuat kita menyerah? Apakah kita jadi berhenti berusaha setelah mengalami PHK?
Temukan jawabannya di buku Ubah Krisis Jadi Bisnis ini. Buku ini hasil kolaborasi saya dengan penulis multitalenta @eugeniarakhma dan dalam proses terbit. Tunggu info selanjutnya.

Untuk tahu isi buku ini? Saya akan bagikan cuplikan-cuplikan isinya mulai hari Senin. Stay tune terus di TL ini ya."

Nah, sambil menunggu, silahkan mengikuti instagram Mbak Monica di @monica.anggen, ya.
Semangat!
\(^0^)/


Thursday 7 September 2017

Permintaan, Sebuah Pembeda, dan Idealisme Penulis.

Entah sejak kapan saya menyadari, akhir-akhir ini ketika mengetahui saya suka menulis, permintaan orang-orang adalah, "Tulis cerita tentang aku, dong!"
Dari yang mulai pernikahannya berakhir, cinta yang nggak kesampaian, persahabatan di kompleks perumahan, sampai ketidakadilan (masih di kompleks perumahan juga) yang terjadi.
Err..ya entah sih harus merasa tersanjung atau bangga?
Yang pasti respon pertama saya dalam hati selalu, "Nggak semua hal bisa jadi cerita," terutama dalam konteks saya yang menuliskannya. 
*penulis pemula idealis mode on. 
Hehehe.

Lalu, saya menemukan satu hari yang membawa perbedaan. Tiba-tiba saja saya diundang datang ke rumah teman. Ia menceritakan pengalaman, kesulitan, sekaligus kebutuhan di sekitar yang ia amati. Ia ingin menulis buku. Namun, ia tidak tahu bagaimana caranya. Selain itu, ia tidak punya ketahanan untuk duduk berjam-jam di depan komputer untuk menuliskannya. 
"Kamu mau menuliskannya?" tanyanya.

Entah apa yang membuat saya langsung mengangguk-tanpa-berdiskusi-dengan-Benji-seperti-biasa. 
Menenggelamkan diri dalam berbagai referensi.
Mencoret-coret skema dan outline.
Sambil mendengarkan dan terjun masuk dalam kehidupannya.

outline dan tumpukan sebagian referensi - dokumentasi pribadi

Saya pun menyadari, bukan saja menuliskan dan akan mempelajari hal baru, saya pun dipaksa bergelut dengan kepahitan, kesulitan, dan perjuangan yang belum berhenti. Masa depan yang sampai kapan pun lebih sulit untuk diprediksi. This progress will contain a lots of emotions- not only for them, but also for me. 
Tapi meski begitu, saya tahu bahwa harapan itu tetap ada, meski dalam wujud yang berbeda.

Dalam hari lepas hari sejak prosesnya dimulai, saya menyadari,
bukannya "Nggak semua hal bisa jadi cerita," tapi lebih kepada prioritas saya untuk menuliskan buku yang seperti apa dan kembali ke tujuan menulis saya sejak awal.
Ya. Saya masih ingin menulis untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih ramah. (I've been there, trust me). Terlepas dari jenis buku atau genre ceritanya, saya ingin buku-buku saya menemanimu dalam kesulitan, mengulurkan sedikit bantuan, dan terlebih lagi memotivasimu bahwa kamu bisa dan kamu tak pernah berjalan sendirian. 

Ah ya, saya seidealis itu :)
Tapi semoga niat baik ini memberikan kelancaran dalam berkarya.
Doakan yang satu ini pun berhasil, ya.
Saya masih merencanakan sekaligus menganalisis kemampuan saya sendiri untuk menuliskannya.

Yuk, tetap semangat berkarya!
\(^0^)/

Tuesday 5 September 2017

Bagaimanakah Seorang Penulis Bekerja?

Ada kalanya saya ingin keluar dari rumah. Berhenti berteman dengan sepi dan menemukan keriuhan. 

Setelah beberapa bulan terakhir menjadi relawan kegiatan mendongeng dan kriya anak-anak, kali ini, saya ingin menemukan pengalaman baru. Lalu, kesempatan datang dari perpustakaan lokal tempat saya duduk membaca-menemukan referensi-sekaligus bekerja bernama Elmuloka.
Yap, saya boleh membantu memasukkan data buku-buku mereka.
Dari mulai memberi label, barcode, sampai memasukkan data ke komputer dengan menggunakan salah satu software-yang-namanya-saya-lupa (nanti saya tanya lagi, ya).
Lumayan deh, kan suatu hari nanti ingin punya perpustakaan sendiri. Hehe. 

Karena Elmuloka merupakan perpustakaan yang aktif terlibat dan berupaya memberdayakan masyarakat, saya pun mendapat suasana kerja baru. Saya bekerja ditemani para orang tua yang sedang workshop ELS (English as a Second Language at Home), ikutan diajak brainstorm menggagas workshop boardgames, dan bekerja ditemani anak-anak yang sedang belajar menjadi Puscil alias Pustakawan Cilik. Asyik banget ya perpustakaannya?


suasana di sekitar meja - dokumentasi pribadi


Meski saya senang bekerja sendiri di rumah, rupanya bekerja dalam keriuhan literasi sembari dikelilingi buku juga menyenangkan. Feels like second home! Terutama saat hujan mulai turun...

Tak terasa, pagi berganti sore. Hujan pun mulai reda. Saya dijemput Mbak Terra dari komunitas Lentera Anak Bumi untuk mempersiapkan kegiatan Superhero in Me pada hari Sabtu nanti. 
Berhubung  sudah bekerja seharian di dalam ruangan, pilihan tempat kali ini adalah di Balai Kota Bandung.
Hmm..aroma sehabis hujan dan angin sejuk menemani kegiatan briefing acara sembari tangan saya sibuk mencetak dan menggunting. 

di taman Balai Kota Bandung - dokumentasi pribadi

Dan meski hari ini terasa padat, syukurlah semua berjalan lancar dan menyenangkan.
Kalau kamu, bagaimana caramu bekerja?
Tetap semangat berkarya, ya!
\(^0^)/


Sunday 3 September 2017

Pesanan Para Sahabat.

dokumentasi pribadi

Para Dino siap meluncur menuju Kediri, Semarang, dan Tangerang!
Sudahkah kamu menemukan mereka di kotamu?
Kalau begitu, selamat membaca, ya!
\(^0^)/


It's Me!


picture by : Crecentia Shima

me on my one blessed Sunday :)
Thank you, God...