Monday 26 March 2018

Bookdate : Waktunya Tidur Dinosaurus...

foto dari Mommy Rein. Terima kasih :)

Senangnya mendapati si bocah keponakan lagi asyik mengerjakan aktivitas dalam buku "Waktunya Tidur Dinosaurus." Habis ini gosok gigi, lalu kita pergi tidur, yuk.
Selamat malam, selamat bermimpi indah!
\(^o^)/

Lalu Lalang Sudah Datang!

Pesan yang masuk siang ini ...
bikin terharu juga yah.
Terima kasih, Mbak Mei :)

screen shoot percakapan bersama Mbak Meinar

Ini seri Lalu Lalang di Togamas Bandung. 
Nah pastinya, sudah ada juga di seluruh Gramedia.
Kamu sudah menemukan mereka?
Selamat mengoleksi, selamat membaca!
\(^o^)/

Sunday 25 March 2018

Yang Akan Datang : Please be Mine!

Beberapa hari ini terakhir ini, suka ada yang mengirim pesan via Instagram. Bunyinya hampir-hampir senada seperti ini, "Selamat ya, Kak untuk novelnya. Semoga sukses terus."
Lalu kan saya bingung....
Yang baru-baru ini terbit kan seri Lalu Lalang ya? Jelas bukan novel.
Ya sih, ada satu novel-akan-terbit-yang-masih-saya-rahasiakan.
Eh sebenarnya nggak niat merahasiakan. Tapi, waktu acc cover, Mbak Shara selaku editor dari BIP berpesan untuk tidak mem-post dulu, takutnya masih ada perubahan cover. Lalu, Lalu Lalang terbit... jadi saya pikir fokuslah dulu ke Lalu Lalang. Jadiii, mereka tahu dari mana?

Itulah yang kemudian saya tanyakan kepada mereka.
Eh dasar anaknya bukan cuma rumahan di dunia nyata, tapi juga maya...
Jawab mereka, "Lihat di website Gramedia. Buku kakak ada di Yang Akan Datang."
Langsunglah meluncur ke sana dengan irama jantung dag dig dug...
JRENG!
screen shoot dari web Gramedia,sekaligus promoin buku Kak Singgih :D 
K.y.a! Sudah ada beneran! Si novel pertama!
Ceritanya termasuk kategori teenlith (karena masih ingin mengenang masa muda) dengan genre romance-semi-thriller atau yang bisa juga disebut cozy-romance. Jadwal terbitnya awal April nanti.
Ditunggu, ya!
\(^0^)/


Saturday 24 March 2018

Komcil Maret : Kalos Elmi dan Para Domba

terbit Maret 2018 di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung

Hai, kenalkan seri cerita terbaru yang akan muncul per dua bulan sekali di majalah Komunikasi Keuskupan Bandung, tepatnya di halaman Komunikasi Kecil atau Komcil : Kalos Elmi dan Kawanan Domba.
Senang sekali masih bisa berkontribusi untuk Majalah Komunikasi di tahun 2018. Nah, supaya berbeda dengan tahun kemarin, sekaligus menantang diri sendiri, saya mencoba membuat cerita berseri.

Tujuan cerita Kalos Elmi adalah mengenalkan sosok Tuhan yang Maha Baik kepada anak-anak pembaca Komcil. Nah, kalau di Katholik ada sebuah perumpaan- kalau Tuhan adalah gembala, sementara kita adalah domba-dombanya. Saya sendiri lalu penasaran, mengapa begitu, ya?

Setelah melakukan riset, ternyata domba adalah kawanan yang lemah. Mereka membutuhkan seseorang untuk menjaga dan memimpin mereka agar tidak tersesat. Meski begitu, domba adalah hewan yang peka, ia bisa mengenali suara gembalanya. Sebuah penelitian di Arab gitu ya(saya baca di salah satu artikel) menceritakan tiga gembala dan domba-domba mereka di sebuah padang rumput. Ketika waktu merumput habis, para gembala memanggil domba-domba tersebut. Ajaibnya, setiap domba mampu mengenali penggembalanya. Tidak ada yang tertukar. Menurut cerita, gembala sendiri mempunyai cara sendiri untuk menjalin ikatan kepercayaan dengan dombanya, misalnya dengan memberi makan dan mengajak mereka mengobrol. Keren, ya?

Maka saya pun terbayang menceritakan kebaikan Tuhan pada anak-anak dengan menggambarkannya dalam cerita keseharian seorang gembala dan domba-dombanya. Dalam cerita nanti akan ada tiga domba, yaitu Ovis, Bovi, dan Caprin. Satu domba penuh rasa ingin tahu, satu domba keras kepala, dan seekor lain yang sangat disiplin. Mereka akan memeriahkan hari-hari Kalos Elmi. Kira-kira, mampukah Kalos Elmi menggembalakan mereka? Ikuti terus ceritanya di bulan Maret, Mei, Juli, September, dan November.

Cerita pertemuan pertama mereka sudah dimuat di Komunikasi bulan Maret, yang terbit tanggal 12 Maret 2018 kemarin. Selamat membaca!
\(^o^)/


Tuesday 20 March 2018

Kinderclub : Bermain di Hutan Timur

Haiho, bertemu lagi di kegiatan Kinderclub Pustakalana!
Kali ini saya yang akan mendongeng. Kya!!
Jangan tanya tegangnyaaa....super!
Saya akan membawakan cerita dari buku "Kanchil, Kisah yang Sebenarnya" karya Kak Aio. 
Yah, tentu saja rasanya lebih tegang membawakan cerita dari buku sosok terkenal founder Ayo Dongeng Indonesia itu. Ditambah lagi, saya baru tahu-astaga!, hari ini adalah Hari Dongeng Seduniaaa.
Tegang berlipat ganda f(>o<)

Maksud saya awalnya, mau menambah pengalaman mendongeng. Kan biasa di Dongeng Rabu Elmuloka saja. Eh, siapa sangka malah kebagian di hari besar. Ingin pingsan...

Tapi tapi untungnya, sejak beberapa hari sebelumnya saya berlatih membacakan dan sering mengajak si Kanchil mengobrol. Akhirnya kami berdua sepakat bagaimana akan tampil di depan anak-anak *gaya.
Yuk, ikut mendengarkan ceritanya!

bernyanyi dan bergerak sebelum mendengar dongeng

Cerita diawali dengan mengajak anak-anak berjalan masuk ke Hutan Timur, tempat si Kanchil tinggal. Kami menyanyikan lagu "Main ke Hutan" sambil menirukan gerakan jalan beberapa binatang. Seru dan habis nafas! Hahaha...

Lalu, cerita pun dimulai. Saya mengenalkan judul,  penulis, dan ilustrator buku Kanchil.


Anak-anak langsung penasaran sama ceritanya, terutama setelah seorang anak berteriak, "Kancil suka mencuri mentimun!" f(^0^)
Eh, rupanya Kanchil suka berbagi loh, terutama mentimun-mentimun miliknya yang memenuhi Hutan Timur. Ia selalu bersenandung memanggil para binatang untuk mengajak mereka menikmati mentimun bersama. Sampai suatu hati, Kanchil sampai ke sebuah desa yang dilanda kekeringan. Tak hanya berbagi mentimun, Kanchil mengajari penduduk desa tersebut untuk menanam mentimun juga. Waaah, berbagi itu menyenangkan, ya!

Sepanjang cerita, saya mengajak anak-anak bersenandung memanggil teman-teman Kanchil. Saya juga mengajak mereka bernyanyi tentang si Kanchil yang baik hati- ciptaan sendiri :D Begini liriknya :
"Si Kanchil baik hati, sangat suka berbagi...
mentimun setiap hari,
si Kanchil baik hati." 

suasana saat bercerita
ekspresi anak-anak (dan orang tuanya)
Selesai bercerita, waktunya berkriya!
Anak-anak diajak membuat boneka tangan Kanchil. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu : kantung kertas, karton, kertas lipat, spidol, dan lem. Nah, para Kanchil siap dibawa pulang! 
Semoga kita pun selalu ingat untuk berbagi, ya...karena berbagi itu menyenangkan. Setuju?
\(^o^)/

foto bersama
*semua foto diambil oleh Kak Deta. Terima kasih :)

Monday 19 March 2018

Cerita di Balik Kumpulan Kisah di Kota Lalu Lalang


Seharian ini  bersibuk ria dalam pelatihan mendongeng dan menulis di Kinderfield Tebet. Tegang, puas, sekaligus lelah sangat. Belum sempat buka ponsel sama sekali seharian ini. Karena selain jadi narasumber dan fasilitator, saya juga merangkap jadi bagian dokumentasi. Maka, bersyukur sangat ketika bisa duduk di kereta dalam perjalanan pulang ke Bandung, selonjoran, mendengar musik, lalu membuka Instagram dan mendapati seri Kota Lalu Lalang terbit hari ini.
KYA!
Super kyaaa!!
Senang sekaliii!
Ya, ya...karena sesungguhnya saya nggak tahu jadwal terbitnya kapan. Hanya tahu proses ilustrasi dan cover sudah selesai. 

Oke, ini sedikit cerita tentang seri terbaru- Kota Lalu Lalang.

Darimana Ide Cerita Berasal?
Kali ini, saya mengambil tokoh para hewan hutan : Ludi Landak, Loni Bunglon, Benett Berang-Berang, Kama Kura-Kura, dan Tipsy Tupai. Alasannya sederhana, sebagai fans setia Tony Wolf sejak kecil, saya terinspirasi dengan hewan-hewan dalam cerita hutan buatan Beliau. Lalu rasanya ingin membuat satu buku yang seperti begitu. 

Nah, tema cerita sendiri seputar kedisiplinan berlalu-lintas. Awalnya ide ini datang ketika saya sedang iseng browsing tema-tema untuk anak usia dini. Salah satu artikel mengangkat tentang kedisiplinan berlalu lintas. Saya pun membaca lebih banyak lagi, menemukan fakta, dan membuat kesimpulan. Intinya, sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas adalah anak-anak sekolah dan penyebab terjadinya hampir 95% karena kesalahan manusia itu sendiri. Padahal, kedisiplinan dan keamanan lalu lintas dapat ditanamkan sejak dini. Kalau dipikir lagi, iya juga, ya? Dulu waktu mengajar, sering sekali kami pergi outing ke kantor polisi. Ketika saya membaca lebih banyak lagi, ternyata banyak juga program-program disiplin berlalu lintas yang masuk ke sekolah. Oke! Saya akan berkontribusi dengan membuat cerita, begitu pikir saya. 

Untuk cerita Lalu Lalang ini, saya khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Yogi, editor saya di BIP, yang suatu hari mengirimkan pesan, "Apa kabar, Bu Eugenia? Sedang menulis naskah apa? Saya tunggu, ya."
Yang pada saat itu saya lagi nggak menulis apa-apa karena masih dalam sindrom-patah-hati-sehabis-naskah-ditolak f(^o^) Terima kasih telah mengembalikan semangat saya, Pak!

Berapa lama proses menulis naskah seri di Kota Lalu Lalang? 
Saya menghabiskan waktu tiga bulan ketika melakukan riset dan menulis kelima naskah sampai selesai, termasuk membuat aktivitas-aktivitasnya. Tanggal 29 Mei 2017, saya mengirimkan naskah seri "Kumpulan Kisah di Kota Lalu Lalang" yang terdiri dari lima cerita ini via Pak Yogi untuk Penerbit BIP. Karena format buku kali ini pun sama seperti seri Benji dan Kota Dino, saya tidak menunggu terlalu lama (Benji hampir 2 tahun, Dino tiga bulan). Tepatnya sebulan kemudian saya mendapat kabar bahwa naskah di-acc. Lalu, bersama Pak Yogi, kami memutuskan akan meminta bantuan InnerChild untuk ilustrasinya. 

sampel naskah "Sabar, Benett" buatan InnerChild

Bulan Juli sampai Desember 2017, proses ilustrasi dimulai. Pertama, saya menerima sampel ilustrasi tokoh dan halaman pertama. Saya sih langsung suka karena gambarnya anak-anak sekali. Proses ilustrasi pun segera dilanjutkan, dimulai dari review sketsa sampai gambar full colour. Bolak-balik...bolak-balik...sampai kadang saya pening mengurusi lima tokoh yang sungguh berlalu-lalang di kepala. Haha. Kadang suka tercampur baur. Akhirnya, saya membuat catatan revisi ilustrasi setiap tokoh, setiap naskah. Sungguh kerja keras! Terima kasih sangat kepada project leader Mbak Vidya dari Penerbit BIP dan Mbak Maya dari InnerChild untuk kesabaran dan kerja samanya selama proses ilustrasi :)

Bulan Februari 2018 dilanjutkan dengan pembuatan dan acc cover, kata pengantar, sampai blurb. Kali ini, saya ingin berterima kasih kepada Pak  Julio, desainer dari Penerbit BIP. 
Akhirnya, 19 Maret 2018, seri Kota Lalu Lalang terbit!

cover dari Pak Julio

Apa Tantangan Menulis Seri Lalu Lalang?
Pertama, karena misi cerita saya selalu berisi pengetahuan, sesungguhnya saya cukup kesulitan mengemas cerita agar tetap menghibur sekaligus menarik untuk anak-anak. Apalagi ini temanya lalu lintas, yang peraturannya jelas ada. Jadi saya bolak-balik riset dan mencari tahu untuk memastikan apa yang saya tuliskan sudah benar. Tak lupa juga menyederhanakan peraturan agar sesuai dengan tahap penerimaan anak usia dini. Saya banyak terbantu karena menggunakan tahap menulis dari workshop Room to Read Batch II. Hitung-hitung meningkatkan keterampilan menulis. Hehe. Bahkan di lima cerita ini saya memilih lima dari  "Sembilan Cara Bercerita" seperti yang diajarkan di workshop tersebut :)

Kedua, mencari aktivitas lain supaya nggak bosan dan berbeda dari seri Benji dan Kota Dino. Saya pun sering menghabiskan waktu di perpustakaan demi membaca dan mengamati workbook atau seri aktivitas lain. 

Ketiga, ini pertama kalinya saya bekerja dengan ilustrator lain, dalam format tim pula. Ketika seri Benji dan Kota Dino kan sama Mbak Nita Darsono. Jadi, saya belajar menyesuaikan diri. Sepertinya InnerChild pun baru mendapatkan proyek cerita dan aktivitas ini. Kadang, mereka bingung sama aktivitas yang saya maksudkan. Saya sendiri kesulitan untuk menjelaskannya via email. Mau pakai gambar, saya nggak bisa gambar. Saya sempat berkecil hati, penulis macam apa, kok kayanya merepotkan banyak orang. 
f(T T)
Syukurlah, saya bertemu Mas Dwi-Innerchild di BIP Writer's Gathering. Beliau tampak semangat membahas naskah Lalu Lalang yang menurutnya memiliki format menarik. Syukurlah kedua, Mbak Maya dari InnerChild pun selalu sabar dan semangat selama proses ilustrasi...Beliau bersedia bolak balik ganti ilustrasi demi menyesuaikan dengan saya. Terima kasih, Tim InnerChild :) 

Apa lagi, ya?
Kayanya segini dulu ceritanya.
Nanti cerita lengkap, sinopsis, dan contoh halaman dalam akan saya bagikan begitu bukti terbit Lalu Lalang datang.
Semangat!
Loni, salah satu tokoh dari seri Lalu Lalang

Berbagi Cerita dan Bahagia di Kinderfield

Bu Karin, Kak Kei, Kak Deta, dan saya - foto oleh Bu Karin
Minggu siang, 18 Maret, saya meluncur ke Jakarta bersama kelompok Dongeng Bengkimut. Kami menuju Tebet untuk memberi pelatihan kepada 40 guru Kinderfield dari seluruh Indonesia. Antara tegang sekaligus senang karena rasanya seperti bekerja sambil jalan-jalan. Dan sebagai pekerja-penyendiri plus anak rumahan, kayanya ini pertama kalinya saya bekerja ke luar kota (ya, ya, ini kan cuma Jakarta gitu loh) bersama teman (anaknya nggak punya banyak teman soalnya).

Sesampainya di Sabda Guest House tempat menginap, kami bersiap-siap. Mengecek alat-bahan, simulasi, dan briefing terakhir sampai tak terasa malam menjelang.

Hari Senin, 19 Maret, pukul 07.00, perwakilan Kinderfield sudah datang menjemput. Hanya membutuhkan waktu 20 menit, kami sudah sampai di sekolah yang dimaksud. Pelatihan akan diadakan di salah satu kelas, yaitu kelas Montessori- yang suasana dan benda-bendanya sungguh mengingatkan saya akan waktu-waktu mengajar dulu. Lalu sempat kepikiran, "Ngajar lagi apa, ya?" :D

dokumentasi pribadi
Nah, sedikit cerita... jadi permintaan pelatihan kali ini adalah agar guru-guru Kinderfield yang sudah terbiasa mendongeng dengan buku, mampu mendongeng tanpa buku sekaligus mampu menulis cerita mereka sendiri. Maka pelatihan yang berlangsung sejak pukul 09.00- 15.30 ini pun dibagi ke dalam beberapa sesi, yaitu :
1. Mengapa Melalui Dongeng?
2. Langkah-Langkah Mendongeng
3. Memilih Cerita Anak
4. Menulis Fabel
5. Praktik Menulis Fabel
6. Dongeng Kriya
7. Praktik Mendongeng

saat berbagi pengalaman menulis - foto oleh Bu Karin

Padat merayap, ya? Agar tidak bosan dan melelahkan, ada beberapa games juga yang diselipkan di antara sesi. Baik materi dan praktik bergantian dibawakan oleh teman-teman Bengkimut. Saya sendiri sih kebagian satu saja, yaitu tentunya materi "Menulis Fabel," salah satu cerita yang sesuai untuk anak usia dini karena pendek, menghibur, dan berisi nilai moral. Meskipun baru pertama kali mengetahui bahwa saya adalah penulis, guru-guru tampak antusias saat saya berbagi pengalaman menulis. Saat praktik menulis pun, saya melihat mereka tidak terlalu kesulitan untuk membuat sebuah cerita. Kalau ada beberapa yang mengajak saya berdiskusi, lebih karena bingung menentukan sifat tokoh agar memunculkan konflik dan menentukan judul. Selebihnya, mereka semua berhasil menyelesaikan cerita pendek mereka. Selamaaat! Saya jadi senang deh!

salah satu peserta sedang mengembangkan ceritanya - dokumentasi pribadi

Sesi selanjutnya adalah tentang dongeng kriya. Setelah itu para guru diajak berkreasi membuat kriya berdasarkan tokoh ceritanya. Terakhir, mereka masuk ke dalam kelompok untuk mencoba mendongeng. Setiap seorang selesai mendongeng, teman-teman guru yang lain akan memberikan tanggapan positif dan masukan agar performa mendongeng lebih baik. Jadi, semua saling belajar pokoknya hari itu, termasuk saya selaku fasilitator kelompok. 

sesi membuat kriya -  dokumentasi pribadi
Nah, praktik mendongeng menjadi kegiatan terakhir dalam pelatihan ini. Selesailah sudah rangkaian acara hari ini. Lelah tapi menyenangkan! Acara pun ditutup dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan. Semoga suatu hari kita bisa bertemu lagi, yaaa. Dan sampai saat itu, semoga kalian semua tetap semangat mengajar, menulis, dan mendongeng. Selamat berbagi cerita dan bahagia bersama anak-anak!
\(^0^)/

foto bersama 

Friday 9 March 2018

Waktunya Tidur Dinosaurus

dokumentasi dari Penerbit BIP

Blurb :
Rexa si T-Rex selalu takut bila malam tiba. Dia tidak suka tidur sendirian di kamarnya. Dia juga takut bermimpi buruk. Untunglah para dinosaurus memiliki banyak cara untuk membantu Rexa. Sambil mencoba cara-cara tersebut, Rexa pun belajar mengenal angka 1-20. Ayo, ikuti serunya cerita Rexa si T-Rex.


Judul Buku                  : Waktunya Tidur Dinosaurus
Pengarang                   : Eugenia Rakhma
Ilustrasi                       : Nita Darsono
Penyunting                  : Alf. Yogi S.
Redesain                     : Astrid Arastazia
Penerbit                       : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan Pertama         : 2018
ISBN                           : 978 - 602 -455 - 385 - 2
Jumlah Halaman          : 48 halaman
Harga                          : Rp 59.000
Softcover, 21x27cm

contoh halaman dalam - dokumentasi BIP

Punya kamar baru memang seru! Tapi ketika waktu tidur tiba, seram juga, ya? Kamu pernah mengalaminya? Itu juga yang Rexa rasakan. Akibat selalu ketakutan dan sulit tidur, Rexa selalu terlihat mengantuk. Para dino lain menjadi cemas. Hmm, untungnya mereka mau sabar menemani dan berbagi cara mereka masing-masing. Menyanyi, menghitung domba, atau meminum susu? Masih banyak cara yang lain!
Cara apa yang paling tepat untuk Rexa? Mungkinkah cara itu akan tepat untukmu juga?

Selamat membaca, selamat mimpi indah, ya!

contoh halaman dalam - dokumentasi BIP

Dear Papa Mama,
Melalui buku cerita dan aktivitas ini, anak-anak diajak terlibat aktif membantu Rexa. Tak hanya itu, mereka pun diajak mengenal angka 1-20 melalui berbagai kegiatan menarik, seperti menebalkan angka, menghitung, melengkapi angka yang hilang, dan masih banyak lagi. 

Thursday 8 March 2018

Cheer up, Woman! You Do a Great Jobs!


dari Instagram Cice

Hari ini, mendapati kena tags dari sebuah story di Instagram...
.
.
.

lalu terharu.
Terima kasih, Cice...
Mari kita semangat selalu!

Selamat Hari Perempuan Sedunia, ya!
\(^0^)/




Tuesday 6 March 2018

Kinderclub : Bermain Bersama Miffy Kelinci

suasana dongeng "Miffy" di Pustakalana. dokumentasi Kak Kei
Karena mendengarkan dongeng itu menyenangkan... kadang saya lupa diri kalo lagi bertugas jadi fasilitator dan ikut serius mendengarkan dongengnya. Haha...
Cerita kali ini diambil dari seri Miffy si Kelinci, judulnya "Playdate."
Berhubung bukunya untuk anak usia dini, ceritanya sederhana, hanya beberapa halaman saja.

sumber gambar : Amazon

"Playdate" menceritakan tentang Miffy yang kedatangan sahabatnya untuk bermain bersama di rumah. Dari mulai melipat sampai bermain balok, termasuk membereskan mainan. Asyiknya, buku ini dilengkapi stiker. Misalnya nih, di salah satu halaman diceritakan Miffy menyusun baloknya. Nah, ada stiker berbentuk balok, anak bisa diajak menempel stiker tersebut. Ceritanya jadi kaya ikut menyusun balok bersama Miffy.

Selesai cerita, anak-anak diajak membuat kipas berbentuk kelinci. Alat dan bahannya sederhana saja : piring kertas, bentuk telinga dari karton, stiker untuk mata, sumpit, dan spidol. Tapi saya nggak sempat foto hasil karyanya nih, maafkan yah :)

Sampai bertemu di Kinderclub berikutnya!
*yang ngomong-ngomong, saya loh yang akan dongeng. Kya!
f(^0^)