Hari itu Ovis bangun
pagi sekali. Ia akan pergi ke Padang Jagung, tak jauh di samping Pastura. Meski
telah mengembik berkali-kali, Kalos tak pernah membawa mereka ke sana. Maka,
Ovis akan pergi sendiri saja.
Ovis mengendap perlahan
melewati Bovi dan Caprin yang tertidur. Ia membuka pagar kandang perlahan, lalu
melesat cepat ke dalam hutan. Matahari belum terlihat. Tapi tak mengapa, Ovis
akan pergi sebentar saja. Ketika matahari terbit nanti, ia sudah akan kembali
ke kandang.
Setelah beberapa lama
berjalan, Ovis berhenti di jalan bercabang. Itu berarti, Pastura tak jauh lagi,
begitu pula Padang Jagung. Namun, gelapnya pagi membuat Ovis bingung.
“Jalan mana yang biasa
dipilih Kalos?” pikir Ovis. “Kiri atau kanan?”
Ovis memutuskan mengambil
jalan kanan. Namun sampai kakinya terasa lelah, Pastura tidak juga terlihat.
Apalagi Padang Jagung. Ovis mulai ketakutan. Ia mendengar suara-suara hewan yang
asing di telinga. Oh, ia pasti tersesat! Apa yang harus ia lakukan?
Lebih baik ia kembali
ke kandang. Ovis pun mengikuti jejak kakinya yang samar tercetak di tanah. Tapi…Oh!
Rasanya ia tidak melewati pohon berlubang besar ini!
“UHU!”
Ovis terlonjak kaget.
Seekor burung hantu hampir mengenai kepalanya!
“Huhuhu… seandainya saja aku tidak
meninggalkan Kalos,” sesal Ovis.
Tiba-tiba Ovis
teringat, Kalos sangat memperhatikan mereka. Gembala itu pasti menyadari kepergiannya.
Lebih dari itu, Kalos pasti akan mencarinya. Ya, Ovis yakin! Cepat-cepat, Ovis
mengusap air mata dan menghentikan tangis. Yang harus ia lakukan sekarang
adalah menajamkan pendengaran.
Matahari mulai
terlihat. Sinarnya yang hangat sedikit meredakan ketakutan Ovis. Tak lama terdengar
sebuah suara memanggilnya, “Ovis…”
Ovis menegakkan
telinganya.
“Oviiis…,” suara itu
kembali memanggil.
Ovis segera berdiri dan
mengembik keras, “MBEEEK!”
Langkah-langkah kaki
terdengar mendekat. Lalu sosok yang ditunggunya mulai terlihat.
Kalos!
“Di sini kau rupanya,”
Kalos memeluknya. “Apakah kau ketakutan? Tenanglah, aku sudah menemukanmu.”
Dengan riang, Ovis
mengikuti Kalos bersama Bovi dan Caprin. Saat melewati Padang Jagung, Ovis
melihat bulir-bulir kuning keemasan yang tampak nikmat. Namun di balik semaknya
yang tinggi, beberapa serigala sedang mengintai.
Ovis bergidik. Ia
melangkah cepat mendekati Kalos. Tahulah ia sekarang mengapa Kalos tidak pernah
membawa mereka ke padang itu.
Mendengar
langkah-langkahnya, Kalos menoleh. Ia tersenyum sambil menepuk kepalanya penuh
sayang. “Ya, ya, aku tahu… Kau ingin segera sampai ke Pastura, kan?”
“Mbeeek!” Ovis mengiyakan sambil menanduk tangan
Kalos penuh sayang.
No comments:
Post a Comment