Tuesday 18 December 2018

Ketika Ovis Tersesat

Cerita ini telah dimuat di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung No.451, Rubrik Komcil,
Mei 2018

Hari itu Ovis bangun pagi sekali. Ia akan pergi ke Padang Jagung, tak jauh di samping Pastura. Meski telah mengembik berkali-kali, Kalos tak pernah membawa mereka ke sana. Maka, Ovis akan pergi sendiri saja.
Ovis mengendap perlahan melewati Bovi dan Caprin yang tertidur. Ia membuka pagar kandang perlahan, lalu melesat cepat ke dalam hutan. Matahari belum terlihat. Tapi tak mengapa, Ovis akan pergi sebentar saja. Ketika matahari terbit nanti, ia sudah akan kembali ke kandang.
Setelah beberapa lama berjalan, Ovis berhenti di jalan bercabang. Itu berarti, Pastura tak jauh lagi, begitu pula Padang Jagung. Namun, gelapnya pagi membuat Ovis bingung.
“Jalan mana yang biasa dipilih Kalos?” pikir Ovis. “Kiri atau kanan?”
Ovis memutuskan mengambil jalan kanan. Namun sampai kakinya terasa lelah, Pastura tidak juga terlihat. Apalagi Padang Jagung. Ovis mulai ketakutan. Ia mendengar suara-suara hewan yang asing di telinga. Oh, ia pasti tersesat! Apa yang harus ia lakukan?
Lebih baik ia kembali ke kandang. Ovis pun mengikuti jejak kakinya yang samar tercetak di tanah. Tapi…Oh! Rasanya ia tidak melewati pohon berlubang besar ini!
“UHU!”
Ovis terlonjak kaget. Seekor burung hantu hampir mengenai kepalanya!
 “Huhuhu… seandainya saja aku tidak meninggalkan Kalos,” sesal Ovis.
Tiba-tiba Ovis teringat, Kalos sangat memperhatikan mereka. Gembala itu pasti menyadari kepergiannya. Lebih dari itu, Kalos pasti akan mencarinya. Ya, Ovis yakin! Cepat-cepat, Ovis mengusap air mata dan menghentikan tangis. Yang harus ia lakukan sekarang adalah menajamkan pendengaran.
Matahari mulai terlihat. Sinarnya yang hangat sedikit meredakan ketakutan Ovis. Tak lama terdengar sebuah suara memanggilnya, “Ovis…”
Ovis menegakkan telinganya.
“Oviiis…,” suara itu kembali memanggil.
Ovis segera berdiri dan mengembik keras, “MBEEEK!”
Langkah-langkah kaki terdengar mendekat. Lalu sosok yang ditunggunya mulai terlihat.
Kalos!
“Di sini kau rupanya,” Kalos memeluknya. “Apakah kau ketakutan? Tenanglah, aku sudah menemukanmu.”
Dengan riang, Ovis mengikuti Kalos bersama Bovi dan Caprin. Saat melewati Padang Jagung, Ovis melihat bulir-bulir kuning keemasan yang tampak nikmat. Namun di balik semaknya yang tinggi, beberapa serigala sedang mengintai.
Ovis bergidik. Ia melangkah cepat mendekati Kalos. Tahulah ia sekarang mengapa Kalos tidak pernah membawa mereka ke padang itu.
Mendengar langkah-langkahnya, Kalos menoleh. Ia tersenyum sambil menepuk kepalanya penuh sayang. “Ya, ya, aku tahu… Kau ingin segera sampai ke Pastura, kan?”
“Mbeeek!” Ovis mengiyakan sambil menanduk tangan Kalos penuh sayang. 

No comments:

Post a Comment