Thursday 20 December 2018

Caprin Ingin Pindah

Cerita ini telah dimuat di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung No.455, Rubrik Komcil,
September 2018

Seperti biasa, Kalos membawa kawanan dombanya ke Pastura. Di sana, Caprin asyik mendengarkan cerita kawanan domba Ethan.
“Pintu kandang mereka selalu terbuka! Mereka bebas bermain kapanpun mereka ingin!” cerita Caprin penuh semangat. “Tidak seperti Kalos yang hanya mengijinkan kita keluar di pagi hari.”
Ovis dan Bovi saling memandang. “Kau tentu masih ingat ketika kau mencoba bermain di sore hari kan, Caprin?”
Pipi Caprin bersemu teringat serigala merah yang mengejarnya. “Tak hanya itu!” katanya mengalihkan pembicaraan. “Mereka bisa makan setiap waktu. Dan coba bayangkan ini, tak hanya rumput dan jagung, terkadang sisa kue-kue manis!”
Ovis mengernyit. “Aku benci makanan sisa.”
“Aku menyukai rumput dan jagung,” kata Bovi.
“Ah kalian memang payah! Kandang ini membosankan! Aku ingin pindah!”
Caprin mengutarakan keinginannya siang itu kepada Kalos.  Meski terlihat sedih, Kalos mengangguk mengijinkan.
“Kau bisa kembali kapanpun kau mau,” pesan Kalos.
Sore itu juga, Caprin meninggalkan kandang.
Caprin senang sekali ketika tiba di kandang Ethan. Matanya langsung tertuju pada tumpukan makanan yang berlimpah. Caprin mengunyah dan terus mengunyah. Ia baru berhenti ketika ia tak mampu menelan lagi.
Setelah itu, ia bermain di luar bersama domba-domba lain. Ketika malam tiba, Caprin memasuki kandang barunya dengan amat lelah. Tak hanya kakinya yang sakit, tetapi juga perutnya.
Seolah belum cukup menderita, matanya menatap awas ke arah pintu yang terbuka. Caprin sungguh takut serigala akan memangsa saat mereka semua tertidur.
 “Kalos pasti akan menemani kalau tahu aku sakit,” rintihnya.  
“Jangan cengeng!” hardik salah satu domba. “Ethan memiliki banyak hal lain untuk dikerjakan!”
Malam itu, Caprin sangat merindukan Kalos.
***
Pagi-pagi benar Caprin berlari pulang. Ia menanduk lembut Kalos yang sedang menyiram tanaman.
“Kau kembali!” seru Kalos terkejut. “Hei, kau tidak terlihat sehat. Perutmu kembung, Caprin. Apa kau kesakitan sepanjang malam?”
Caprin mengembik lirih.
Kalos membuat minum dari gula merah dan asam jawa, minuman yang selalu ia buat setiap kali salah satu dari mereka sakit perut.
 “Tidurlah,” kata Kalos sambil mengurut lembut perutnya.
Sebelum beranjak, Kalos menutup pintu kandang rapat-rapat. Sekali lagi ia memastikan ketiga dombanya aman. “Semoga kau cepat sembuh, Caprin,” bisiknya.
Tak butuh waktu lama, Caprin pun jatuh tertidur. Kalos memang yang terbaik! Caprin tak akan berpikir untuk pindah lagi.


No comments:

Post a Comment