Wednesday 19 December 2018

Bovi dan Perjalanan Penuh Bahaya

Cerpen ini telah dimuat di Majalah Komunikasi Keuskupan Bandung No.453, Rubrik Komcil,
Juli 2018

Kalos sedang berahasia, Bovi tahu. Sudah beberapa hari tuannya itu pergi tanpa membawa Bovi, Caprin, atau pun Ovis.
Suatu hari, Kalos mendatangi mereka. Matanya berbinar saat berkata, “Kita akan pergi ke Padang Ranum!”
Ovis melompat girang, Caprin mengembik senang, sementara Bovi menanduk Kalos penuh sayang. Kalos segera menaikkan ketiga domba ke atas kereta, menarik dua ekor kuda, dan memasang pelan.
“Perjalanan ini cukup jauh,” kata Kalos sambil mengelus kepala Bovi. “Kita akan melewati rute berbeda. Duduklah dengan tenang. Apapun yang terjadi, percayalah padaku.” Di akhir pesan, Kalos menepuk kepala Ovis dan Caprin sebelum menuju ke bangku kusir.
Kereta melesat cepat! Bovi dapat merasakan angin menderu di telinga. Caprin memandangnya panik. Ovis sendiri mulai bergerak-gerak dalam duduknya.
“Tenanglah,” seru Bovi. Matanya sekelebat membaca “Lubang Serigala” pada gua yang mereka lewati.
Kereta mulai melambat. Ovis dan Caprin mendesah lega. Namun rupanya tidak lama. Sejurus kemudian, kereta bergoyang kencang! Seolah ada raksaksa yang mengguncangkannya! 
“Jja_llan bbber_bbba_ttu!” Bovi memperingati kedua temannya. “Ddu_dukk dd_an bber_ppep_ga_ga_ngan_lllah!”
“MBEEK!” Caprin mengembik panik. Bovi mengikuti pandangan ngeri domba berbulu coklat itu.
Dan kemudian, perjalanan mereka semakin berbahaya! Kereta meliuk-liuk miring menghindari lubang-lubang yang menganga!
“MBEEK! Aku ingin turun!!” teriak Ovis pucat pasi, disusul tangisan Caprin yang ketakutan setengah mati, “Mbeek! Mbeek! Mbeek!”
“Tenanglah! Tetaplah berpegangan,” sekali lagi Bovi mengingatkan. Ia sendiri mencengkeram kuat pinggiran kereta.
Namun Caprin dan Ovis tak tahan lagi. Ketika kereta kembali miring menghindari lubang, mereka melompat keluar! Sementara itu, Bovi tetap bertahan. Tak lama, matanya terbelalak kagum menatap padang kehijauan dan berbonggol-bonggol jagung.
“Kita sampai!” teriak Kalos. “Astaga, kita harus segera mencari kawan-kawanmu. Mereka pasti belum jauh.”
Tak perlu waktu lama untuk menemukan Ovis dan Caprin. Segera saja mereka menikmati rumput yang segar dan butiran jagung manis.
“Mengapa kau tidak ikut turun dari kereta?” tanya Ovis. Di sampingnya, Caprin menggoyangkan telinga ingin tahu juga.
Bovi menatap Kalos yang sedang berbaring nyaman. “Aku percaya pada Kalos. Ia menyayangi kita. Ia pasti menjaga kita.”
Setelah Kalos mendapat cukup istirahat, mereka bersiap pulang. Kali ini, Ovis dan Caprin berjanji untuk duduk diam dan bersikap tenang. Mereka berada di tengah perjalanan ketika Kalos berbalik dan berseru, “Astaga! Mereka sungguh tidak bisa tenang.”
Bovi mengembik setuju. Kalos mengedipkan matanya. Mereka menatap Caprin dan Ovis yang tertidur pulas sambil mendengkur keras. 

No comments:

Post a Comment