Ternyata
ada 9 cara untuk bercerita (ya, saya juga baru tau loh. Sedih banget ya …).
Menurut
Mr. Al, sembilan cara itu adalah :
1.
Slice of Life
One
day/ one night in the life of …, stories about everyday life.
(Cerita
tentang kehidupan sehari-hari. Cerita tentang satu hari atau satu malam dari
hidup seorang tokoh).
2.
Travelogue or Journey
Journey
to another, often with an urgent goal or objective.
(Cerita
perjalanan, dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya cerita semacam ini
memiliki tujuan yang harus dicapai. Misalnya cerita “Are You My Mother?” karya P.D. Eastman. Si
bebek berjalan dari satu tokoh ke tokoh lain untuk menemukan ibunya).
3.
Dream Motive
Fall
asleep, transition into a dream-like experience.
(Tokoh
tertidur, ia mengalami transisi ke dalam dunia mimpi. Contohnya cerita “Jana Tak Mau Tidur”
yang diterbitkan Room to Read).
4.
Natural Cycle
Natural
events like change of season, water cycle, day night, etc.
(Siklus
alamiah yang terjadi; misalnya perubahan cuaca, siang malam, alur aliran air.
Contohnya cerita “Lautkah Ini?” karya Mbak Kusumadewi, yang diterbitkan Room to Read).
5.
Metamorphosis
Object
develops grow into full-from.
(metamorfosis
: kecebong menjadi katak, ulat menjadi kupu-kupu, dst. Contohnya cerita “A Very
Hungry Caterpillar” karya Eric Carle)
6.
Problem Solving
Discover
ways to overcome the problem, humor.
(Tokoh
berusaha menemukan jalan keluar untuk memecahkan masalahnya. Biasanya cerita
jenis ini mengandung unsur humor. Hmm..apa coba contohnya?).
7.
Trick Device
Used
trick to defeat competitor.
(Contoh
cerita jenis ini adalah semacam cerita si kancil dan buaya, dst).
8.
Cause and Effect
(Cerita
ini mengandung sebab-akibat. Misalnya, karena membuang sampah sembarangan maka
terjadi banjir).
9.
Numerical Sequences or Patterns
Classification
of colors, bodies of water, shape, plants, months, days, season, step for
cooking, playing a game, swimming, making a kite.
(Cerita
yang bertujuan mengenalkan konsep-konsep tertentu : warna, bentuk,
bagian-bagian tanaman, langkah-langkah memasak, bermain game, atau membuat
sesuatu).
Apakah
kalian bingung?
Yuk,
kita sama-sama belajar. Mulai sekarang cermati setiap buku cerita bergambar
yang kalian baca. Kira-kira, dengan cara apa cerita tersebut dituturkan? Dan
semoga kita semakin terampil dalam menuturkan cerita kita, ya.
Di
hari kedua, setelah materi selesai diberikan, setiap peserta diminta untuk menuliskan cerita baru
kami ke dalam 24 atau 32 halaman. Kami diberi waktu sampai pukul 12 siang. Maka,
saya pun bekerja keras mewujudkan cerita Bhalu menggunakan cara bercerita nomor
sembilan.
Aliran manual :D Ini skrip "Kue Buatan Bhalu" milik saya. Tanda panah itu merupakan gambaran ilustrasi nanti. |
Nah
bagaimana denganmu? Cara bercerita yang mana yang akan kamu pilih?
Selamat
menulis, ya!
Semangat!
\(^0^)/
Besok
kita bertemu untuk materi berikutnya, “Mengadaptasi Cerita Rakyat.”
Sampai
bertemu besok!
Terima kasih telah berbagi, mbak Eugenian :-)
ReplyDeleteSama-sama, Mbak Amelia.. Semoga bermanfaat ya. Terima kasih juga karena sudah mampir :)
DeleteWuidiiih, lengkap banget nih, keterangan per point narrative devicesnya. Thanks for share, Mbak Rara ^_^
ReplyDeleteAku ahli dalam mencatat sepanjang workshop, Mbak Izzah (baca : tulisan acak adut). Hihi..
ReplyDeleteSama-sama..Makasih sudah mampir, ya :)