Thursday, 9 March 2017

Berkenalan dengan Read Aloud.



Workshop dan Reading Bugs terinspirasi dari buku Read-Aloud Handbook karya Jim Trealease- doc Pustakalana

Alasan Mengikuti Workshop
Hari Kamis, tanggal 16 Februari 2017 yang lalu, saya mengikuti workshop Read Aloud di Pustakalana, salah satu perpustakaan komunitas di kota Bandung. Yang membuat saya penasaran untuk mengikuti workshop ini adalah karena saya sedang sering terlibat dalam kegiatan mendongeng untuk anak-anak. Saya jadi penasaran, apa sih Read Aloud itu? Sama nggak dengan mendongeng? Bagaimana cara melakukannya? Dan terutama, apa manfaatnya untuk anak?

doc. Pustakalana
Pembicara dalam workshop ini adalah Ibu Roosie Setiawan dari Reading Bugs. Sedikit cerita ya… Rupanya Ibu Roosie ini benar-benar terkesan dengan buku “Hand Book for Read Aloud” karya Jim Trealease. Selain itu, Ibu Roosie benar-benar merasakan manfaat sering melakukan Read Aloud atau membaca keras bagi anak-anaknya dahulu dan cucu-cucunya sekarang. Ia pun ingin menularkan virus membaca ini kepada lebih banyak orang lagi.

Read Aloud = Belajar Baca, Belajar Banyak.
Banyak ilmu baru yang saya dapatkan dalam workshop. Misalnya, arti dari Read Aloud itu sendiri yaitu membaca keras. Selain membacakan cerita, rupanya Read Aloud juga berfungsi mengenalkan huruf, kata, dan membantu anak membuat korelasi antara bunyi huruf dan huruf, atau kata dengan gambar. Oleh karena itu, salah satu tips Read Aloud adalah membaca sesuai teks dengan menggunakan buku. Berbeda dengan mendongeng- dimana kita harus menghapal cerita dan dapat berimprovisasi ketika menceritakan ulang cerita tersebut.

Misalnya, ketika membacakan cerita, “Hari ini ikan kuning sedang sedih.” Ada baiknya kita menunjuk kata demi kata. Anak akan belajar memahami suara “ikan”, huruf apa saja yang membentuk kata “ikan”, dan bagaimana bentuk si ikan, warnanya, sampai ekspresinya. Asyik ya! Bagaimana lewat satu kalimat sederhana saja, sang anak sudah belajar banyak!

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Read Aloud?
Read Aloud ini bahkan dapat dilakukan ketika bayi dalam kandungan. Menurut Ibu Roosie, hanya dibutuhkan 360 jam Read Aloud, maka anak akan mampu membaca dengan mandiri. Kira-kira memakan waktu berapa lama? Tiga tahun? Bagaimana kalau kita memiliki banyak kesibukan? Tenang saja, 360 jam ini kombinasi. Kita dapat melakukannya sepuluh menit sehari, atau lima belas menit, atau lainnya.

Umumnya Read Aloud diawali dengan menggunakan pictbook atau buku bergambar. Mengapa? Karena jenis buku yang satu ini akan merangsang imajinasi anak. Mempermudah mereka dalam melakukan asosiasi antara suara dan gambar. Selain itu, manusia adalah makhluk visual, pictbook membuat kegiatan membaca menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Read Aloud Menciptakan Generasi Pembelajar Sepanjang Hayat

Salah satu manfaat yang saya sukai dari Read Aloud adalah menciptakan anak yang suka belajar sepanjang hidupnya. Coba deh bayangkan :
Pada mulanya, Read Aloud akan menciptakan kedekatan antara anak dengan kita (terutama orang tua). Dari posisi duduk, dari kulit yang saling bersentuhan, dari fokus kita saat membacakan cerita. Anak akan menangkap bahwa kita tidak mengerjakan hal lain, selain membaca untuk dirinya. Ia merasa spesial, berharga, dan tentu saja, senang!

Tak hanya membaca, dalam Read Aloud juga kita akan melakukan diskusi dengan anak. Kita dapat bertanya seputar gambar atau kejadian apa yang berikutnya akan terjadi. Atau mungkin saja, sang anak yang justru bertanya mengapa begini, mengapa begitu. Jawablah pertanyaan mereka. Hal ini akan menumbuhkan rasa ingin tahu, keinginan bertanya, dan mencari jawaban dalam diri anak.

Nah, sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi bila kita rutin melakukan Read Aloud? Ya, anak akan terbiasa mendengarkan cerita dan menyukai kegiatan membaca. Lalu, ia bukan hanya bisa membaca mandiri, tetapi juga akan mencintai kegiatan membaca itu sendiri. Namun lebih jauh dari itu, ia akan menjadi seseorang yang selalu antusias dan mencari tahu. Ia akan menjadi generasi pembelajar sepanjang hidupnya.

Tentu saja, ada beberapa manfaat lain dari Read Aloud. Banyak malah! Simak, ya :

  • Melatih kemampuan mendengar dan menyimak
  • Menambah jumlah kosa kata yang didengar
  • Melatih rentang perhatian dan kemampuan mengingat
  • Mengenalkan bahasa tulisan (kata-kata yang jarang digunakan)
  • Mengajarkan arti dari kata-kata
  • Mengenalkan konsep media cetak/ tulisan
  • Mengenalkan gambar dan ilustrasi
  • Mendekatkan orang tua dan mampu membuat tenang
  • Merangsang imajinasi dan indera lain
  • Mengenalkan anak dengan buku dan konsep belajar

Berikutnya, saya akan membahas Read Aloud yang dapat dilakukan dalam dua tahun pertama usia si kecil berdasarkan karakter setiap usia di sini. Baca juga pembagian level membaca untuk mereka agar kita dapat memilih buku yang sesuai di setiap usianya.

Yuk, kita lakukan Read Aloud mulai dari sekarang.
Semangat!
\(^0^)/

No comments:

Post a Comment