Workshop dan Reading Bugs terinspirasi dari buku Read-Aloud Handbook karya Jim Trealease- doc Pustakalana |
Alasan
Mengikuti Workshop
Hari Kamis, tanggal 16 Februari 2017
yang lalu, saya mengikuti workshop Read Aloud di Pustakalana, salah satu
perpustakaan komunitas di kota Bandung. Yang membuat saya penasaran untuk
mengikuti workshop ini adalah karena saya sedang sering terlibat dalam kegiatan
mendongeng untuk anak-anak. Saya jadi penasaran, apa sih Read Aloud itu? Sama
nggak dengan mendongeng? Bagaimana cara melakukannya? Dan terutama, apa
manfaatnya untuk anak?
doc. Pustakalana |
Pembicara dalam workshop ini adalah Ibu
Roosie Setiawan dari Reading Bugs. Sedikit cerita ya… Rupanya Ibu Roosie ini
benar-benar terkesan dengan buku “Hand Book for Read Aloud” karya Jim
Trealease. Selain itu, Ibu Roosie benar-benar merasakan manfaat sering
melakukan Read Aloud atau membaca keras bagi anak-anaknya dahulu dan
cucu-cucunya sekarang. Ia pun ingin menularkan virus membaca ini kepada lebih
banyak orang lagi.
Read
Aloud = Belajar Baca, Belajar Banyak.
Banyak ilmu baru yang saya dapatkan
dalam workshop. Misalnya, arti dari Read Aloud itu sendiri yaitu membaca keras.
Selain membacakan cerita, rupanya Read Aloud juga berfungsi mengenalkan huruf,
kata, dan membantu anak membuat korelasi antara bunyi huruf dan huruf, atau
kata dengan gambar. Oleh karena itu, salah satu tips Read Aloud adalah membaca
sesuai teks dengan menggunakan buku. Berbeda dengan mendongeng- dimana kita
harus menghapal cerita dan dapat berimprovisasi ketika menceritakan ulang
cerita tersebut.
Misalnya, ketika membacakan cerita,
“Hari ini ikan kuning sedang sedih.” Ada baiknya kita menunjuk kata demi kata.
Anak akan belajar memahami suara “ikan”, huruf apa saja yang membentuk kata “ikan”,
dan bagaimana bentuk si ikan, warnanya, sampai ekspresinya. Asyik ya! Bagaimana
lewat satu kalimat sederhana saja, sang anak sudah belajar banyak!
Kapan
Waktu yang Tepat untuk Melakukan Read Aloud?
Read Aloud ini bahkan dapat dilakukan
ketika bayi dalam kandungan. Menurut Ibu Roosie, hanya dibutuhkan 360 jam Read
Aloud, maka anak akan mampu membaca dengan mandiri. Kira-kira memakan waktu
berapa lama? Tiga tahun? Bagaimana kalau kita memiliki banyak kesibukan? Tenang
saja, 360 jam ini kombinasi. Kita dapat melakukannya sepuluh menit sehari, atau
lima belas menit, atau lainnya.
Umumnya Read Aloud diawali dengan menggunakan
pictbook atau buku bergambar. Mengapa? Karena jenis buku yang satu ini akan
merangsang imajinasi anak. Mempermudah mereka dalam melakukan asosiasi antara
suara dan gambar. Selain itu, manusia adalah makhluk visual, pictbook membuat
kegiatan membaca menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Read
Aloud Menciptakan Generasi Pembelajar Sepanjang Hayat
Salah satu manfaat yang saya sukai dari
Read Aloud adalah menciptakan anak yang suka belajar sepanjang hidupnya. Coba
deh bayangkan :
Pada mulanya, Read Aloud akan
menciptakan kedekatan antara anak dengan kita (terutama orang tua). Dari posisi
duduk, dari kulit yang saling bersentuhan, dari fokus kita saat membacakan
cerita. Anak akan menangkap bahwa kita tidak mengerjakan hal lain, selain
membaca untuk dirinya. Ia merasa spesial, berharga, dan tentu saja, senang!
Tak hanya membaca, dalam Read Aloud juga
kita akan melakukan diskusi dengan anak. Kita dapat bertanya seputar gambar
atau kejadian apa yang berikutnya akan terjadi. Atau mungkin saja, sang anak
yang justru bertanya mengapa begini, mengapa begitu. Jawablah pertanyaan
mereka. Hal ini akan menumbuhkan rasa ingin tahu, keinginan bertanya, dan
mencari jawaban dalam diri anak.
Nah, sudah dapat dibayangkan apa yang
akan terjadi bila kita rutin melakukan Read Aloud? Ya, anak akan terbiasa
mendengarkan cerita dan menyukai kegiatan membaca. Lalu, ia bukan hanya bisa
membaca mandiri, tetapi juga akan mencintai kegiatan membaca itu sendiri. Namun
lebih jauh dari itu, ia akan menjadi seseorang yang selalu antusias dan mencari
tahu. Ia akan menjadi generasi pembelajar sepanjang hidupnya.
Tentu saja, ada beberapa manfaat lain
dari Read Aloud. Banyak malah! Simak, ya :
- Melatih kemampuan mendengar dan menyimak
- Menambah jumlah kosa kata yang didengar
- Melatih rentang perhatian dan kemampuan mengingat
- Mengenalkan bahasa tulisan (kata-kata yang jarang digunakan)
- Mengajarkan arti dari kata-kata
- Mengenalkan konsep media cetak/ tulisan
- Mengenalkan gambar dan ilustrasi
- Mendekatkan orang tua dan mampu membuat tenang
- Merangsang imajinasi dan indera lain
- Mengenalkan anak dengan buku dan konsep belajar
Berikutnya, saya akan membahas Read
Aloud yang dapat dilakukan dalam dua tahun pertama usia si kecil berdasarkan
karakter setiap usia di sini. Baca juga pembagian level membaca untuk mereka agar kita
dapat memilih buku yang sesuai di setiap usianya.
Yuk, kita lakukan Read Aloud mulai dari
sekarang.
Semangat!
\(^0^)/
No comments:
Post a Comment