Begitu bukti terbit Menumbuhkan
Kemandirian Anak alias MiKA sampai di tangan, hal pertama yang saya lakukan
adalah membaca ulang isinya. Lalu, saya tersenyum-senyum sendiri. Seolah
dikembalikan ke hari-hari mengajar dulu- dimana saya banyak berbuat hal konyol
demi anak-anak tertarik main sama saya, ingin menangis, tapi ujung-ujungnya sering tertawa
bersama mereka. Takjub mendapati betapa banyaknya buku referensi pendidikan
anak usia dini yang saya baca saat itu, sekaligus bersyukur masih dapat
melakukan playdate bersama keponakan saya yang foto-fotonya melengkapi buku
ini. Hehe.
Kalau ditanya, apa sih tujuan menulis
buku ini?
Awalnya, saya ingin menuliskan MiKA
untuk diri saya sendiri. Saya ingin membukukan kenangan manis bersama
anak-anak. Setiap tawa, tangis, dan pencapaian yang kami lakukan bersama. Saya
ingin terus mengingat, karena merekalah saya menjadi pribadi yang lebih baik
hari ini. Pribadi yang ingin terus belajar dan berkembang.
It's amazing how I teach them, yet, I'm the one who learn a lots from them.
doc pribadi |
Lalu, saya mengingat bahwa kemandirian
sering menjadi hal yang membingungkan para orang tua ataupun pendamping anak
usia dini. Dan saya akui, meski menanamkan kemandirian itu hal yang gampang-gampang susah,
ketika kita tahu kuncinya, menumbuhkan kemandirian adalah hal yang
mudah daaan ... berbonus waktu yang menyenangkan!
Maka, saya pun (entah kenapa) tiba-tiba bertekad kuat untuk membagikan
pengalaman saya ini- yang saya sadari masih sedikit, tapi saya rasa akan
bermanfaat (PD Jaya). Yah, bagaimanapun saya selalu ingat kata-kata Confucius,
“It’s better to light small candle than to curse the darkness.”
Hehe.
Apakah kamu juga ingin menulis nonfiksi?
Susah nggak sih? Berapa lama proses menulis, riset, sampai terbitnya? Yuk, saya akan lanjut cerita tentang
proses menulis MiKA ini sampai dengan terbitnya.
Tetap semangat, ya!
\(^0^)/
No comments:
Post a Comment