dokumentasi oleh Kak Deta |
Sudah baca buku "The Mixed Up Chameleon" karya Eric Carle? Bagus, ya?
Buat yang belum, ceritanya tentang si Bunglon yang pergi ke kebun binatang. Lalu, ia ingin menjadi semua hewan yang ada di sana karena merasa tidak puas dengan dirinya yang kecil dan lemah. Yang menarik, setiap kali ia menginginkan sesuatu dari hewan-hewan tersebut, keinginannya terkabul. Si Bunglon memiliki kaki flamingo, leher jerapah, kulit seputih beruang, ekor rubah, dan masih banyak lagi. Ya, bentuk-campur-aduk si Bunglon sungguh aneh! Akankah ia puas dengan dirinya sekarang?
Selain mengenalkan hewan, tema menyayangi diri sendiri dalam cerita ini sangat cocok untuk anak usia dini. Nah, kali ini Playgroup Gagas meminta kami membawakan dongeng menggunakan wayang. Beberapa hari sebelum kegiatan, saya dan Mbak Mei sudah menyiapkan aneka wayang hewan. Totalnya ada 10 hewan yang ditemui si Bunglon. Tak ketinggalan, bagian-bagian tubuh hewan tersebut. Dengan alat peraga wayang dan papan besar yang menunjukkan setiap perubahan si Bunglon, anak-anak sangat antusias mendengarkan cerita "The Mixed Up Chameleon."
Selesai bercerita, seperti biasa, kami mengajak anak-anak membuat kriya bunglon dengan lidah yang dapat menjulur keluar ketika ditiup. Lucuuu!
Dan, kejutaaan!
Playgroup Gagas Ceria mendatangkan bunglon asli di akhir kegiatan. Anak-anak diajak untuk memperhatikan dan menyentuh bunglon tersebut. Ada yang begitu bersemangat ingin mencoba, ada yang ragu, dan beberapa masih menolak untuk menyentuh bunglon tersebut. Tapi, semua terlihat gembira di akhir acara, terutama karena boleh membawa pulang bunglon-tiupnya :)
Sampai bertemu di kegiatan seru berikutnya, ya!
\(^0^)/
No comments:
Post a Comment