Hari ketiga di Kampus
Fiksi dibuka oleh Mbak Munnal yang membawa aura ceria dan menenangkan. Saya
langsung semangat. Atau efek kemarin ketemu Pak Edi dan Mbak Rina yang
sama-sama tegas, ditambah nulis cerpen selama 3 jam yang bikin stress, ya?
*ketauan banget pemulanya. Hehe …
Mbak Munnal mengajak
peserta Kampus Fiksi untuk melihat ke balik meja redaksi. Buat saya sendiri,
ini menarik. Entah ya, selalu menarik kan mendengar cerita dari sudut pandang
yang berbeda?
Jadi, apa sih redaksi
itu? Itu loh, tempat naskahmu berhenti pertama kali untuk kemudian
didistribusikan kepada pihak-pihak berwajib apakah naskahmu layak terbit atau
tidak. Tempat segala macam kerja sama antar penulis dan penerbit terjadi. Maka,
di sini Mbak Munnal bercerita tentang betapa banyaknya email penawaran naskah
yang masuk ke Diva Press setiap bulan, ada-ada aja pula kasusnya. Ada yang
kirim naskah di badan email, ada yang nggak pakai sinopsis, ada yang saking
nggak sabarnya bisa kirim sampai 5x – membuat Redaksi yang udah penuh, menjadi
semakin penuh dengan kiriman naskah yang berulang. Percaya nggak, naskah fiksi
yang masuk dalam sebulan bisa mencapai angka ratusan. T_T Kebayang kan, kalau
format pengiriman kita berantakan atau sapaan kita di badan email nggak
menyenangkan, mungkin saya sendiri kalau jadi redaksi akan malas download file
naskahnya. Hahaha …*kejam mode on.
Nggak hanya tentang
naskah masuk, Mbak Munnal pun menjelaskan macam-macam MoU antara Diva Press dan
penulis. Bahkan, sampai jenis-jenis pembayaran yang biasa dilakukan : pembagoan
royalti, kontra oplah, atau beli putus. Pokoknya lengkap, deh. Pesannya hanya
satu, “ Kalau ada yang nggak ngerti tentang MoU, jangan segan untuk bertanya.”
Saya rasa, setiap
materi di Kampus Fiksi ini membantu para penulis agar semakin mudah menembus
dunia penerbitan. Serius, deh. Karena nggak cukup karyamu bagus. Banyak
faktor-faktor lain yang mendukung terbit atau tidaknya bukumu, laku atau
tidaknya di pasar, berlanjut atau tidak kerja samamu dengan penerbit di buku
berikutnya.
Oke, balik lagi ke sesi
Keredaksian … Setelah itu, Mbak Munnal berbagi cara mengirimkan naskahmu dengan
santai tapi sopan. Hal-hal apa saja yang harus kamu tuliskan di badan email
(dan mengapa itu penting), apa saja yang harus kamu lampirkan untuk mendukung
penawaran naskah fiksi atau nonfiksimu (sinopsis atau daftar isi), dan
bagaimana caramu melakukan konfirmasi apakah naskahmu sudah sampai dengan
selamat atau stuck di padatnya jalur dunia maya.
Kesimpulannya, nggak
usah terlalu tegang mengirim naskah kepada penerbit. Kuncinya cuma satu, pahami
lalu ikuti ketentuan yang diberikan – karena biasanya ketentuan ini akan
memudahkan mereka untuk mengoreksi, memutuskan, sampai menerbitkan naskahmu.
Semangat!
No comments:
Post a Comment