Wednesday, 30 March 2016

Di Balik Meja Redaksi. Pahami.



Hari ketiga di Kampus Fiksi dibuka oleh Mbak Munnal yang membawa aura ceria dan menenangkan. Saya langsung semangat. Atau efek kemarin ketemu Pak Edi dan Mbak Rina yang sama-sama tegas, ditambah nulis cerpen selama 3 jam yang bikin stress, ya? *ketauan banget pemulanya. Hehe … 
 
salah satu pojok di ruang Kampus Fiksi

Mbak Munnal mengajak peserta Kampus Fiksi untuk melihat ke balik meja redaksi. Buat saya sendiri, ini menarik. Entah ya, selalu menarik kan mendengar cerita dari sudut pandang yang berbeda?
Jadi, apa sih redaksi itu? Itu loh, tempat naskahmu berhenti pertama kali untuk kemudian didistribusikan kepada pihak-pihak berwajib apakah naskahmu layak terbit atau tidak. Tempat segala macam kerja sama antar penulis dan penerbit terjadi. Maka, di sini Mbak Munnal bercerita tentang betapa banyaknya email penawaran naskah yang masuk ke Diva Press setiap bulan, ada-ada aja pula kasusnya. Ada yang kirim naskah di badan email, ada yang nggak pakai sinopsis, ada yang saking nggak sabarnya bisa kirim sampai 5x – membuat Redaksi yang udah penuh, menjadi semakin penuh dengan kiriman naskah yang berulang. Percaya nggak, naskah fiksi yang masuk dalam sebulan bisa mencapai angka ratusan. T_T Kebayang kan, kalau format pengiriman kita berantakan atau sapaan kita di badan email nggak menyenangkan, mungkin saya sendiri kalau jadi redaksi akan malas download file naskahnya. Hahaha …*kejam mode on.
Nggak hanya tentang naskah masuk, Mbak Munnal pun menjelaskan macam-macam MoU antara Diva Press dan penulis. Bahkan, sampai jenis-jenis pembayaran yang biasa dilakukan : pembagoan royalti, kontra oplah, atau beli putus. Pokoknya lengkap, deh. Pesannya hanya satu, “ Kalau ada yang nggak ngerti tentang MoU, jangan segan untuk bertanya.”
Saya rasa, setiap materi di Kampus Fiksi ini membantu para penulis agar semakin mudah menembus dunia penerbitan. Serius, deh. Karena nggak cukup karyamu bagus. Banyak faktor-faktor lain yang mendukung terbit atau tidaknya bukumu, laku atau tidaknya di pasar, berlanjut atau tidak kerja samamu dengan penerbit di buku berikutnya.
Oke, balik lagi ke sesi Keredaksian … Setelah itu, Mbak Munnal berbagi cara mengirimkan naskahmu dengan santai tapi sopan. Hal-hal apa saja yang harus kamu tuliskan di badan email (dan mengapa itu penting), apa saja yang harus kamu lampirkan untuk mendukung penawaran naskah fiksi atau nonfiksimu (sinopsis atau daftar isi), dan bagaimana caramu melakukan konfirmasi apakah naskahmu sudah sampai dengan selamat atau stuck di padatnya jalur dunia maya.
Kesimpulannya, nggak usah terlalu tegang mengirim naskah kepada penerbit. Kuncinya cuma satu, pahami lalu ikuti ketentuan yang diberikan – karena biasanya ketentuan ini akan memudahkan mereka untuk mengoreksi, memutuskan, sampai menerbitkan naskahmu.
Semangat!

No comments:

Post a Comment