Hari ini, akhirnya saya bisa terlibat menjadi relawan untuk Komunitas Bhinneka. Yay!
Jadi Komunitas Bhinneka merupakan salah satu komunitas di kota Bandung yang akhir-akhir ini menyelenggarakan Wisata Rumah Ibadah (WRI) untuk anak-anak. Tujuannya mengenalkan keberagaman agama yang ada di Indonesia.
Meski kali ini bukan kegiatan WRI untuk umum, tapi bekerja sama dengan sekolah Bima Sena, saya tetap senang. Ya, kalian tentu tahu... karena sesungguhnya, saya sendiri ingin tahu lebih banyak tentang agama lain, selain Katholik yang saya anut.
Sekolah Bima Sena terletak di area Cimahi, maka lima rumah ibadat yang dipilih berada di sekitar kota Cimahi. Hanya Vihara yang berada cukup jauh, yaitu di area Lembang. Oh ya, minus Kelenteng karena tidak ada yang cukup dekat dengan area sekolah.
logo di gerbang sekolah - dokumentasi pribadi |
Setelah berkenalan dengan anak-anak kelas 3 dan 4 SD, lalu membagi mereka dalam kelompok, kami pun siap berangkat. Ada yang menarik dalam kegiatan doa pagi sebelum berangkat. Anak-anak secara bergantian berdoa. Doa pertama dipimpin secara Islam untuk anak-anak yang beragama Islam. Sementara doa berikutnya, secara Kristen untuk seorang murid dan beberapa guru yang beragama Kristen. Terharuuu! Mereka benar-benar bisa saling menghargai dan memberi kesempatan.
teka-teki kelompok - dokumentasi pribadi |
Inti dari kegiatan Wisata Rumah Ibadah ini adalah mengunjungi rumah-rumah ibadah setiap agama. Mulai dari Gereja Katholik Santo Ignatius, Pura Agung Wira Loka Natha, Gereja Kristen Indonesia Cimahi, Masjid di alun-alun kota Cimahi, terakhir Vihara Vipassana Graha di Lembang. Di setiap rumah ibadah, anak-anak akan disambut oleh pemuka agama atau DKM yang akan menjelaskan sejarah rumah ibadah tersebut. Tak ketinggalan, anak-anak pun diajak berkeliling untuk melihat-lihat. Sepanjang kegiatan, mereka banyak mengajukan pertanyaan. Apalagi banyak yang baru pertama kali memasuki gereja, pura, juga vihara.
Dengan antusias anak-anak menerima perbedaan dan belajar untuk menghargainya meski tak selalu sama dengan kepercayaan mereka. Meski cukup lelah karena selalu berpindah tempat dan kebagian juga menjawab banyak pertanyaan, saya senang bisa mendampingi mereka. Rasanya, saya justru belajar lebih banyak- baik dari para pemuka agama maupun dari setiap pertanyaan dan tanggapan anak-anak.
Beberapa kejadian yang membekas untuk saya :
- Anak-anak yang penuh rasa ingin tahu menatap satu demi satu lukisan yang menggambarkan Kisah Sengsara Yesus, yang biasa digunakan untuk jalan salib di gereja. Pertanyaan mereka selalu, "Kenapa Ia disalib?"
- Anak-anak yang mencoba memahami salib di gereja Kristen yang berbeda dengan Katholik.
- Anak-anak yang saling mengingatkan untuk menghabiskan makan supaya bisa sholat berjamaah.
- Anak-anak yang ingin melempar koin ke dalam kolam kura-kura di Vihara supaya keinginan mereka terkabul (alih-alih berdoa), sekaligus terpana melihat kedatangan Biksu (atau Bante ya sebutannya, saya lupa) yang menyambut mereka.
- Salah satu anak, Idha namanya, memeluk saya saat berpisah. Ia berkata, "Terima kasih udah ngajarin banyak hari ini." Lalu mendadak saya ingin menangis.
Betapa bahagianya menjadi anak-anak dan mampu bersikap sedemikian tulus. Buat saya, hari ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Bisa belajar bersama anak-anak dan melihat betapa antusiasnya mereka melihat perbedaan dan menerimanya tanpa prasangka. Sesederhana itu.
hasil refleksi anak-anak di akhir kegiatan - dokumentasi pribadi |
Terima kasih banyak, Komunitas Bhinneka (Pak Ali, Pak Arifin, Kak Deta, Mbak Dita, dan Kang Diyar), karena saya boleh ikut bergabung.
Terima kasih banyak, para guru dan anak-anak di Bima Sena, belajar menjadi lebih menyenangkan bersama kalian.
Semoga kita bisa bertemu dan berkegiatan bersama lagi, ya.
Seperti yang Pak Jokowi bilang, "Kita tidak sama, kita bekerja sama."
Yuk, lebih banyak bekerja sama meski kita tidak selalu sama.
Semangat!!
\(^0^)/
Ps. Komunitas Bhinneka juga mengadakan kegiatan di Jakarta. Kalau kamu berkesempatan, ikutan ya. Pasti menyenangkan :)
foto bersama di setiap rumah ibadah - dokumentasi Kak Deta |
No comments:
Post a Comment