Nomaden-Table-Works, dokumentasi pribadi. |
Bagian terbaik dari menulis adalah bisa bekerja di mana saja! Setuju?
Meski kebanyakan, saya pindah meja paling ke rumah orang tua aja - ada spot asyik di samping rumah, rimbun pot-pot hijau dan kolam ikan kecil dengan gemericik air :D Hari ini ada yang berbeda.
Dimulai dari pesan salah satu editor saya, Mbak Yessy,
"Mbak kamu ada acara? Aku lagi di Bandung, kita ketemuan yuks."
Yang menambah sakit jantung, "Kalau naskahnya sudah jadi, sekalian dibawa, ya."
T_T hasrat hati ingin menangis. Soalnya, naskahnya belum beres. Ketunda ngerjain yang lain.
Duh, maafkan aku, Mbak!
Untungnya Mbak Yessy baik, memaklumi naskah yang baru setengah jadi itu.
Pesan sponsor : jangan berleha-leha kalau mau jadi penulis. Tidak ada hari sepi. Yang ada hanyalah hari-hari menunda. Dan begitu satu naskah ditanyakan/satu proyek ditawarkan, saat itu juga naskah-naskah atau proyek-proyek lain ditanyakan/ditawarkan. Ada yang mengalami juga?
Dari akhir tahun kemarin, kami berdua memang sedang merencanakan proyek (masih rahasia) cerita anak. Tapi tapi tapi, berhubung temanya agak-agak susah buat saya, butuh keterampilan ekstra untuk mengemas cerita. Jadi, doakan saya berhasil, ya? :) :)
Daaan, sore itu menyenangkan sekali!
Kami bercerita banyak tentang kehidupan sehari-hari, pengalaman masa lalu, mimpi, dan juga harapan di sela-sela bekerja mendiskusikan naskah. Menakjubkan yah, bagaimana kamu bertemu seseorang dan langsung merasa klop begitu saja. Kali ini saya mendapatkan seorang editor rangkap rangkap - teman, sahabat, sekaligus mentor.
Ah, dunia menulis ini memang indah sekali! Ditambah kami suka baca buku dan bawa macam-macam buku berlainan genre. Obrolan jadi melebar ke sana kemari. Ditambah lagi, Mbak Yessy itu pendongeng, makin serulah obrolan kami. Lalu, kami juga bertemu salah satu penggagas Dongeng Hutan, Mbak Ita - sekaligus pemilik tempat kami nongkrong : Herbsays. Cerita makin seru lagiii plus ditemani Magic Bun dan Rosemary Apple Tea yang menenangkan, sore itu calming-charming banget buat saya. Rasanya ajaib gitu.
Dan seperti biasa, semangat menulis kembali terisi. Sama seperti rasa hangat yang menetap di hati.
Kamu tahu? Biasanya itulah amunisi saya menulis :)
I'm a blessed writer, am I?
*dan kami nggak foto-foto soalnya saya malu ngajaknya. Somehow, introvert ini membunuhku, ya? f(-o-) Semoga ada lain kesempatan untuk bertemu, mengobrol, dan merasakan keajaiban lagi.
Yuk, semangat juga ya, Kamu!
\(^o^)/
No comments:
Post a Comment