Rabu kemarin, 23 Mei 2018, saya bersama Kelompok Dongeng Bengkimut main ke Telkom University di Geger Kalong Hilir , Bandung. Acara kali ini adalah buka bersama anak-anak dari pondok Rumah Pintar Indonesia. Bengkimut, tentu saja, akan memeriahkan acara dengan kegiatan dongeng kriya.
Melihat perbedaan usia anak-anak, kami membagi dongeng ke dalam dua kelompok : kelompok SD dan SMP. Dengan misi pribadi membuat anak-anak, terutama remaja, lebih senang membaca buku, saya memilih mendongeng untuk anak SMP. Tertantang aja gitu, bagaimana membuat mereka tertarik kepada cerita yang akan dibawakan, sekaligus melihat reaksi mereka.
Salah satu hal menarik dari kegiatan kali ini adalah bagaimana cerita "Kisah Tiga Hutan" yang bertema Bhinneka, ditulis oleh Kak Odin sang pendongeng. Sementara, saya yang biasanya menulis, kali ini malah mendongeng. Hihi... Sungguh kolaborasi yang asyik, kan?
contekan cerita - karena pendongeng (pemula) juga belajar. haha |
Ada 17 anak yang bergabung dalam tim SMP, 10 pria dan 7 wanita. Sebelum mendongeng, saya mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui perasaan mereka tentang kegiatan mendongeng- yang sungguh bisa ditebak melihat remaja masa kini, karena jawaban mereka seputar "Ngantuk," "Bosan," dan "Biasa saja."
Maka saya pun mengajukan pertanyaan pamungkas berikutnya, apakah ada yang bercita-cita menjadi pendongeng atau penulis cerita? Seperti bisa ditebak (lagi), jawabannya kompak, "Tidaaak!"
Saya pun berkata, "Oke, karena itu, mari sekarang kita mendongeng dan membuat cerita bersama. Dengarkan ceritanya baik-baik."
*padahal modus supaya nggak mendongeng sendirian. hahaha.
Dan cerita pun dimulai...
awal cerita - difoto oleh Kak Kuke |
Mengingat remaja yag sudah besar dan cenderung tidak lagi mendengarkan dongeng, saya sadar betul bahwa tak mungkin membawakan dongeng kali ini seperti untuk anak SD. Maka, saya mengajak mereka terlibat aktif dalam kegiatan dongeng. Selain memberi peran dan mengikutsertakan mereka dalam dramatisasi, saya juga mengajak mereka berdiskusi mencari pemecahan masalah di beberapa bagian cerita. Tak ketinggalan, di tim SMP ini saya dibantu oleh Kak Meinar yang mengulang dan memperkuat nilai cerita sementara si sayah mengambil nafas untuk melanjutkan dongeng. Alhasil, dongeng menjadi lebih hidup. Seru deh!
beberapa remaja mengenakan topi binatang, berperan sebagai Raja Hutan. Difoto oleh Kak Odin. |
Selesai mendongeng, seperti ciri khas Bengkimut, kakak-kakak SMP diajak membuat kriya. Mereka diajak membuat boneka dirinya dengan cara melipat. Meski awalnya tampak bingung, pada akhirnya mereka asyik berkreasi melipat, menggunting, dan menggambar.
asyik berkriya - difoto oleh Kak Meinar |
Setelah itu, mereka melengkapi lembar-lembar dalam jurnal untuk lebih mengenal dirinya, mengenal teman-temannya, dan menyadari bahwa meski berbeda mereka tetap bisa berjalan bersama.
contoh halaman dalam jurnal dan kriya - difoto oleh Kak Mei |
Tanpa terasa, siang berganti senja. Tiba waktunya untuk berbuka puasa bersama.
Hari ini, untuk saya pribadi, menjadi salah satu pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan.
Pengalaman yang mengajari saya, terutama, untuk lebih mensyukuri keadaan.
Terima kasih, anak-anak dari Rumah Pintar Indonesia, senang bisa berbagi cerita sekaligus bahagia bersama kalian. Tetap semangat ya, Kalian...semoga sukses mencapai cita-cita di masa depan.
Terima kasih juga, Telkom University selaku penyelenggara kegiatan.
Sampai bertemu di kegiatan seru bersama Bengkimut selanjutnya!
\(^o^)/
No comments:
Post a Comment