Friday, 26 January 2018

Berbagi Cerita tentang Menulis Cerita.

Penutup minggu yang menyenangkan!
Berbagi cerita tentang menulis cerita di SD Sabang. Kegiatan ini dalam rangka menyemarakkan perpustakaan SD Sabang dan menjadi wadah untuk anak-anak yang memang senang menulis. 

karya yang dibawa - dokumentasi pribadi
Karena pertemuan pertama ini sifatnya perkenalan dan untuk melihat sejauh mana antusias mereka untuk terus menulis, saya hanya mengenalkan hal-hal umum tentang menulis. Dan karena waktu kegiatan di siang hari, tepatnya pukul 14.00, saya menggunakan banyak permainan.
*kebayang gitu kan, setelah seharian sekolah. Jam mengantuk pula. 

Eh, tapi siapa sangka, anak-anak antusias sekali! Ketika saya tanya lelah atau mengantuk, mereka serempak menjawab, "Tidaaak!"
Beberapa malah menunjukkan tulisannya. Ada yang membawa satu, dua, bahkan tiga buku tulis yang berisi cerita mereka (aliran manual kaya saya nih :D ) Dari mulai puisi, cerpen, sampai bab-bab novel. Kereeen! 
Saya jadi ikut semangat, deh! Haha. 

Setelah perkenalan singkat, kegiatan pertama pun dimulai, yaitu  mengenal unsur-unsur cerita. Saya mengajak anak-anak untuk melengkapi sebuah cerita yang sudah saya bagi ke dalam tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir cerita. Lalu mereka juga diajak bertanya jawab seputar unsur-unsur yang ada dalam cerita tersebut. Anak-anak mencoba menganalisis sampai menemukan tema, tokoh, dan alur cerita. 

melengkapi cerita - dokumentasi pribadi
Permainan kedua adalah Kuis Menebak Tokoh, dimana anak-anak dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok diberi satu buah tokoh. Mereka harus memetakan ciri fisik, sifat, dan latar tokoh tersebut untuk ditebak kelompok lain. Selesai permainan, saya membahas sedikit tentang cara membuat tokoh dengan memetakan ketiga ciri tersebut. 

memetakan tokoh untuk ditebak - dokumentasi Kak Karin

Terakhir, dan berhubung waktu hampir habis, saya mengajak anak-anak memperhatikan cerita di awal permainan. Bagaimana sebuah cerita selalu memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Saya pun menganalogikan alur cerita menggunakan bukit cerita. Bahwa untuk menjadi sebuah cerita, seorang tokoh harus mempunyai tujuan dan mendaki bukit alias berjuang untuk mencapai tujuan itu.

dokumentasi Pak Iwan
Tanpa terasa 90 menit berakhir sudah. Anak-anak terlihat antusias untuk membuat cerita mereka sendiri. Saya sendiri ikut antusias melihat semangat dan ide-ide mereka. Minggu depan, mereka meminta saya kembali untuk mendampingi mereka menulis satu cerita sampai selesai. 

Okeh, meski ini menyenangkan, sesungguhnya pengalaman saya mengajar usia SD minim sekali. Saya agak-agak merasa tidak percaya diri. Di satu sisi, saya sangat menyukai semangat dan antusias mereka untuk belajar menulis cerita. 
Baiklah (ini seperti episode monolog, yah?), saya akan mencari referensi supaya materi-materi nanti lebih mudah diterima oleh anak-anak, dan terutama supaya kegiatan menulis tetap menyenangkan-seperti-yang-saya-jalani (tsaah!). 
Kalau begitu, sampai bertemu minggu depan, ya!
\(^0^)/


No comments:

Post a Comment