Friday 11 January 2019

Di Balik Berapa Umur Bumi dan Sebuah Mimpi


“Berapa Umur Bumi” bisa dikategorikan sebagai pictbook perdana saya.
(Terima kasih, Tuhan…akhirnya bisa punya pictbook juga). 
Semoga setelah ini, semakin banyak pictbook menyusul, meski tetap mau menulis seri cerita dan aktivitas juga. Haha (penulis kebanyakan maunya as always).

Selain pictbook perdana, semua yang berkaitan dengan Berapa Umur Bumi adalah pertama. Eh kecuali ilustratornya, ya. Malah senang dong bisa ketemu lagi sama Mbak Nita Darsono.

ilustrasi oleh Mbak Nita Darsono

Jadi awal ceritanya, penawaran menulis untuk seri Anak Bertanya ini muncul ketika saya menjadi panitia untuk Festival Anak Bertanya 2018. Dalam rapat awal di bulan Februari, saya ditawari oleh Profesor Hendra selaku founder Anak Bertanya untuk menulis salah satu topik untuk buku seri Anak Bertanya.

Ketertarikan awal saya adalah karena sumber naskah yang memang berasal dari pertanyaan anak, yaitu Naura (7 tahun) di website Anak Bertanya. Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Pak Sungging Mumpuni, seorang Astronom, yang kemudian akan saya jadikan cerita untuk buku seri Anak Bertanya.

Tantangannya?
Mengemas tema yang terasa “berat” menjadi lebih sederhana, mudah dipahami, sekaligus tetap menarik untuk anak.

Bagaimanakah perjalanannya?
Yah, lumayan terjal dan berbatu *apa sih f(^0^)

Meski nggak pernah menulis tema sains, saya merasa ini akan menjadi pengalaman yang baik sekaligus menantang. Semacam keluar dari zona nyaman gitu. Alhasil, hampir sepanjang tiga bulan saya habiskan untuk meriset di seputar tema Berapa Umur Bumi- bagaimana bumi terbentuk, batu-batuannya, teori tentang alam semesta, benda-benda asing, dan teman-temannya yang di satu titik saya-nggak-ngerti-dan-ingin-menangis-saja. Hahaha. Ya gitulah, mental si sayah yang anak IPS.
Untunglah, banyak pihak yang membantu dan mendukung saat riset. Terima kasih kepada Pak Hendra yang selalu menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Si Bungsu Shima yang rela menemani keliling Museum Geologi Bandung demi mengamati dan mempelajari segala hal tentang Bumi, juga teman-teman Pustakawan dan Baca Buku atas rekomendasi buku-bukunya- termasuk makan siang bersama, ngobrol, dan haha-hihi pereda stress (Langsung salah fokus. Ini sebenarnya bikin buku atau kongkow??)

Lalu lalu cerita berlanjut, setelah lebih memahami tema dan hal-hal seputarannya, ide pun mulai bermunculan, cerita mulai terbayang. Ini berarti, waktunya untuk menulis!
Karena sudah beberapa bulan berkutat setia dengan tema ini (dan kebetulan juga lagi nggak menulis cerita lain), proses menulis terbilang cepat. Tiga hari menulis. Endapkan. Minggu berikutnya revisi, lalu kirim. Waktu itu adalah awal bulan Mei.

Lima bulan ke depan, naskah masuk proses ilustrasi oleh Mbak Nita Darsono. Tepat di bulan Oktober 2018, naskah selesai direvisi dan siap cetak.

masih hangat!

Akhir Desember 2018, “Berapa Umur Bumi” telah siap!
Didukung oleh Universitas ITB dan bekerja sama dengan Penerbit Common Room Network Foundation, “Berapa Umur Bumi” akan disebar untuk taman baca mandiri dan rumah belajar di  setiap provinsi, dari Aceh sampai Papua. Meski demikian, kamu juga bisa membelinya di sini.

Nah, selain mimpi pictbook perdana, akhirnya mimpi bisa menjangkau anak-anak di berbagai penjuru Indonesia juga bisa tercapai melalui "Berapa Umur Bumi."
Bersyukur sangat!
Terima kasih Profesor Hendra dan Anak Bertanya!
Terima kasih ITB!
Terima kasih Common Room Network Foundation!
sudah membantu mewujudkan mimpi itu J

Selamat membaca ya, Kamu…
Selamat memecahkan teka-teki dan lebih mencintai Bumi.
\(^0^)/


mengintip halaman dalam Berapa Umur Bumi

No comments:

Post a Comment